Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan menerapkan aturan ketat untuk keselamatan penumpang. Namun, banyak penumpang pesawat yang masih mengabaikan aturan tersebut karena tidak tahu alasan di baliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pedoman keselamatan yang paling diperhatikan adalah saat lepas landas dan mendarat. Momen ini sangat penting karena kebanyakan gangguan penerbangan terjadi pada saat ini. Itu sebabnya, menjelang lepas landas atau mendarat, pramugari akan mengingatkan kembali melalui mikrofon atau berkeliling untuk memastikan semua penumpang sudah menerapkan aturan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mengerti mengapa pedoman keselamatan penerbangan itu penting, pakar penerbangan menjelaskan beberapa alasan di balik pedoman keselamatan tersebut. Simak penjelasannya.
1. Kursi harus ditegakkan
Staf maskapai penerbangan meminta penumpang agar menegakkan sandaran kursi saat lepas landas dan mendarat, karena pada saat inilah kemungkinan besar akan mengalami keadaan darurat tapi hanya sedikit waktu untuk bersiap. Jika terjadi pendaratan darurat atau evakuasi, posisi kursi tegak akan membantu orang di belakang untuk keluar dari tempat duduknya dengan cepat.
2. Meja atau baki harus dikembalikan
Hal itu juga yang menjadi alasan mengapa meja kursi harus dikembalikan ke tempatnya dan barang-barang tidak boleh diletakkan di bawah kursi depan.
3. Buka penutup jendela
Fase-fase penerbangan ini adalah yang paling berbahaya, dan tirai terbuka memungkinkan pramugari dan penumpang untuk langsung mengenali masalah apa pun, seperti kebakaran mesin, sehingga mereka dapat memperingatkan dek penerbangan.
Jika terjadi evakuasi darurat, hal ini juga memungkinkan kru untuk melihat apakah aman untuk menggunakan pintu keluar, dan memungkinkan karyawan di luar menilai situasi di dalam kabin.
Selain itu, ini memungkinkan mata penumpang menyesuaikan diri dengan cahaya luar, sehingga penglihatan bisa lebih baik selama evakuasi.
4. Lampu diredupkan
Jika terjadi pendaratan darurat, pesawat bisa tenggelam dalam kegelapan. “Lampu diredupkan untuk membantu penglihatan malam jika terjadi evakuasi,” kata pelatih prosedur keselamatan dan darurat Jodie Jarvis, mengatakan kepada Euronews Travel.
Menyesuaikan awak dan penumpang dengan cahaya redup memastikan mereka dapat melihat lebih jelas dan mengevakuasi pesawat dengan cepat.
5. Mematikan ponsel atau menggunakan mode pesawat
Sebelum 2013, perangkat seperti ponsel harus dimatikan sepenuhnya saat lepas landas dan mendarat. Persyaratan tersebut kemudian dilonggarkan sehingga ponsel boleh dalam mode penerbangan. Aturan ini awalnya diperkenalkan karena ada kemungkinan sinyal telepon dapat mengganggu sinyal radio dek penerbangan dan komunikasi interior dengan pengatur lalu lintas udara.
Pengujian ketat telah dilakukan, dan sistem penerbangan telah dirancang untuk mengatasi ancaman ini. Namun, karena maskapai penerbangan beroperasi dengan sangat hati-hati, persyaratan ini tetap berlaku.
Ada kemungkinan bahwa teknologi baru yang belum teruji masih dapat memberikan pengaruh, sehingga penumpang tetap disarankan untuk mengikuti aturan mode penerbangan ini demi alasan keselamatan.
Pilihan Editor: Waktu Ideal Tiba di Bandara supaya Tidak Ketinggalan Pesawat