Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Perut timur tengah

Menyongsong tahun baru 1976, hotel borobudur menyelenggarakan malam gurun arabia. miss shiva dari iran menampilkan tari perut sejati dan tidak semata-mata merangsang hingga penonton terpana. (hb)

17 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BETAPAPUN sulitnya tahun 1975 dengan segala persoalan ekonomi dan perkelahian antar manusia, toh malam tahun baru kemarin orang masih berusaha juga untuk gembira. Di Jakarta petasan tidak lagi terlalu menakutkan seperti tahun-tahun yang lalu, lantaran adanya pengarahan yang oleh semua orang kemudian memang diakui manfaatnya. Kembang api sempat pula diluncurkan. Karcis-karcis tempat hiburan malam yang harganya istimewa laku dengan keras. Tapi sayang sekali, tahun pengganti yang diharap akan lebih baik dari tahun lama datang dengan basah kuyup. Bagai sarat oleh rasa kangen, hujan berjatuhan mengusir orang-orang yang semula ramai membawa terompet ke taman-taman hiburan seperti Ancol. Sampai pagi jalan masih terus basal, dan hari pertama tahun baru matahari seharian diblokir oleh mendung yang rata. Kemudian hari-hari meratap berkelanjutan, sehingga kali Ciliwung membunting besar dan menimbulkan banjir. Hidup Untuk Perut Ada sebuah pesawat Boeing 707 jatuh di gurun Arabia pada hari pertama. Tentu saja tak mengerti apa yang akan terjadi, di Hotel Borobudur di mana dijual karcis bersantai seharga Rp 30 ribu, justru dilangsungkan malam yang ke-Arab-Araban. Bahkan tak ragu-ragu dipasang sebuah tenda yang biasanya hanya dijumpai kalau orang nonton film 1001 malam. Disediakan pula seorang wanita cantik yang nongkrong dengan ramahnya di pintu masuk ruang Flores yang bersedia meramalkan nasib -- yang baik-baik tentu saja. Puncak dari segala kepadang-pasiran itu, hadir pula dari tempat aslinya seorang bernama Neng Shiva. Si neneng ini hidupnya diserahkan kepada perut. Meski malam itu mukanya tidak seberapa cerah, karena para tamu lebih sibuk menghibur diri sendiri daripada mengagumi tari perutnya, toh ia merupakan suguhan istimewa juga karena ia menari dengan penuh semangat. Tak banyak kita ketahui tentang tari perut -- kecuali cerita-cerita mengairahkan yang terbias dari film-film Hollywood yang seringkali ngawur itu. Konon tari perut yang sebenarnya bukan semata-mata untuk merangsang birahi tetapi sebuah seni yang tak kecil harganya. Hal ini mungkin dapat dilihat sedikit lewat film James Bond: From Russia With Love, di mana ada tari perut yang memang aduhai indahnya. Atau dari mulut beberapa kenalan kita yang ke Timur Tengah -- di mana banyak mahasiswi mempelajari tari perut untuk kesehatan jasmani -- justru mahasiswi yang anti mesum dan getol dalam gerakan wanita. Miss Shiva memang bukan contoh terbaik untuk menempatkan tari perut pada kursinya yang asli. Tetapi ia sudah sempat membuktikan betapa berbedanya ia dengan para penari strip, yang seringkali asal membangkitkan birahi para tamu. Maka bergoyanglah dadanya, perutnya, pinggulnya, seakan-akan ada kehidupan yang sebelumnya tak terucapkan pada bagian-bagian tubuh itu. Akan terdiamnya para tamu, ternyata pula kemudian lantaran mereka sibuk membuat huruf O besar dengan mulutnya alias terpaku oleh pesona. Sampai-sampai Shiva sendiri yang memberi komando agar mereka bertepuk sedikit -- tidak hanya melongo. Penari Lelaki "Baru goyangan begitu saja mereka sudah bengong", ujar Shiva. Padahal dari belakang pintu hotel pihak dalam menyatakan bahwa penari ini baru 25%, mendemonstrasikan kejotoannya. "Wah biasanya jauh lebih hebat dari ini", kata mereka. Dibenarkan oleh Shiva yang dengan cemoohnya mengatakan bahwa apa yang dia tampilkan baru sekedar "pemanasan badan", katanya. "Sebenarnya sih kontraknya tidak begitu. Tapi di sini ada sensor mas", kata orang dalam lagi. Ini sebetulnya 'kan meringankan. Tetapi penari kenamaan dari Teheran ini merasa kurang puas bagai seorang seniman sejati yang merasa kebebasannya terjegal. "Saya heran kenapa mesti disensor", bisiknya pada TEMPO. Menurut hematnya, tari perut mempunyai perbedaan sasaran dengan tari semacam strip yang tak lain tak bukan sekedar merangsang kelenjar. "Memang, memang juga tari perut gerakannya cukup merangsang", katanya membela. "Tetapi inti sebenarnya dari tari ini bukan itu". Habis apa? "Begini", ucap Shiva mulai bikin dongen. Ia menceritakan bahwa untuk menjadi seorang penari perut, tidak cukup sehari dua hari belajar. Misalnya saja -- dapat dibayangkan betapa sulitnya -- ada pelajaran menggerakkan dada supaya ada kehidupan baru pada bagian tubuh itu. Sehingga mahkota tubuh tersebut bisa bergerak turun naik. "Seperti kepala yang mengangguk", kata Shiva. Puncak kesulitan kemudian terletak pada pelajaran menggerakkan perut. "Karena untuk memenuhi persyaratan minimal sebagai penari perut yang baik, perut harus bisa bergerak seperti sebuah gelombang air", sambung Shiva. Toh masih banyak lagi otot-otot yang harus dilatih dan dikuasai rahasia-rahasianya. Pada akhirnya seorang penari macam ini memang seorang yang benar-benar dapat memerintah seluruh ototnya, sehingga tubuhnya tidak lagi menjadi beban tetapi sarana yang bisa digerakkannya semau gue dengan indah. "Kalau anda perhatikan, maka paha dan tumit juga punya kemungkinan gerakan yang tak kalah indahnya dengan perut", kata Shiva. Ia ingin menerangkan bahwa segala bagian tubuh memiliki kemungkinan untuk membuat keindahan yang perlu dikembangkan. Kita tentunya tidak akan menulis buku tentang tari perut di sini. Tetapi menurut Shiva, bila untuk seorang penari strip syarat kemolekan dan keberanian dianggap paling penting, dalam tari perut persoalannya lain. "Tidak selalu penari-penari kami cantik", katanya "Karena faktor kesempurnaan tubuh dan gerakan ototlah yang lebih penting. Karena itu sebenarnya laki-lakipun, kalau mau bisa menjadi penari perut, karena tentu akan ada gerakan ototnya yang menarik". Di sini baru jelas soalnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus