Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tembok Besar Cina membentang sepanjang 8.851 km, yang membentang dari Pegunungan Hu di Provinsi Liaoning bagian utara sampai Celah Jiayu di barat Provinsi Gansu. Benteng Jiayuguan sebagaimana Tembok Besar Cina, digunakan untuk membendung serangan bangsa-bangsa dari Timur – terutama Mongolia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Atlas Obscura benteng ini merupakan pos militer strategis, dan diselimuti berbagai legenda. Pada masa lalu, orang-orang atau kelompok yang tak disukasi kaisar, dikirim ke Benteng Jiayuguan untuk dibuang atau diasingkan. Saat itu, Benteng Jiayuguan dipandang sebagai pos peradaban terakhir sebelum memasuki Gurun Gobi yang luas. Benteng ini juga disebut sebagai “Tembok Tanpa Rasa Takut”, karena mereka yang diusir kaisar melalui gerbangnya, dan tak pernah kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun hari ini, pengunjung datang dengan wajah berseri-seri. Para staf pariwisata mengenakan baju besi dari kertas timah berbaris dalam formasi pasukan kaisar. Mereka berparade dalam karnaval, yang memainkan atraksi memanah bangsa Mongolia. Wisatawan juga bis amelihat para prajurit itu, menembakkan peluru meriam ke Gurun Gobi.
Wisata di Benteng Jiayuguan menawarkan perjalanan dengan unta di gurun, berjalan menyusuri tembok dengan pemandangan gurun kosong. Suvenir di kompleks benteng dijajakan oleh petugas berpakaian seperti prajurit penjaga benteng. Benteng ini, pada masa lalu, juga digunakan para pedagang sebagai salah satu jalur sutra.
Menurut Unusual Traveler, Benteng Jiayuguan terletak di barat laut Provinsi Gansu. Benteng itu menjadi pos terkahir sebelum memasuki Gurun Gobi dan juga sebagai unjung tembok yag dibangun selama Dinasti Ming (1368 - 1644).
Benteng ini dibangun sekitar tahun 1372 dan terletak di antara kota legendaris Kashgar di barat dan Dunhuang di timur. Benteng dikelilingi oleh dinding dalam dan luar. Dinding bagian dalam dikenal sebagai "kota bagian dalam". Dengan bangunan-bangunan untuk pasukan, termasuk perkantoran dan Wenchang Hall - paviliun dua lantai di depan pusat kota.
Konon, Benteng Jiayuguan dibuat oleh para arsitek utama Kekaisaran Ming, yang ahli matematika yang luar biasa. Dia mampu memperkirakan jumlah pasti batu bata yang dibutuhkan adalah 99.999. Saat pejabat ragu mengenai estimasi itu, ia menambahkan pembuatan batu batu. Ketika Benteng Jiayuguan selesai, satu bata pun tersisa. Hari ini, bata ikonik satu-satunya itu, terlihat di atas pintu masuk utama.
Pada bagian dalam benteng, wisatawan bisa menyaksikan atraksi perang antara pasukan kaisar dengan Bangsa Mongolia. Foto: @travelkakisg
Lokasi Benteng Jiayuguan sedikit terpisah dengan Tembok Besar Cina. Dari bagian tembok yang disebut Tembok Besar Overhanging, jaraknya sekitar 6,5 km. Jadi, saat musuh menyerang sisi Tembok Besar Overhanging, mereka menghindarinya, memutar ke arah barat. Justru pada saat itulah, musuh akan bertemu dengan Benteng Jiayuguan, yang menjadi konsentrasi pasukan Kaisar Dinasti Ming.
Tembok Besar Overhangin dan Benteng Jiayuguan, dibangun pada tahun yang sama di masa Dinasti Ming yang berhasil menaklukkan bangsa Mongolia.