Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Puluhan Pendaki Nekat Naik ke Gunung Merapi yang Statusnya Siaga

Para pendaki itu mencuri kesempatan naik Gunung Merapi lewat jalur pendakian Selo, Kabupaten Boyolali, pada Ahad dini hari.

14 April 2025 | 06.00 WIB

Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, 3 Januari 2025. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
material-symbols:fullscreenPerbesar
Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, 3 Januari 2025. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) memergoki 20 pendaki yang secara ilegal naik Gunung Merapi yang statusnya masih Siaga atau Level III, Ahad, 13 April 2025. Dari pemeriksaan sementara bersama kepolisian, para pendaki itu mencuri kesempatan dengan mengambil jalur pendakian jalur Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Ahad dini hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendakian ilegal puluhan pendaki ini terdeteksi petugas TNGM wilayah Boyolali sehingga langsung menghadangnya saat mereka dalam perjalanan turun. Mereka pun dimintai keterangan di Kantor Kepolisian Sektor Selo, Kabupaten Boyolali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, M Wahyudi, mengatakan bahwa 20 pendaki itu ada yang statusnya masih pelajar, mahasiswa, ada juga yang sudah bekerja. "Asalnya dari berbagai daerah," kata dia, Ahad.

Asal Pendaki Ilegal

Dari pemeriksaan tanda pengenalmya, Wahyudi menuturkan bahwa para pendaki ilegal itu tak hanya berasal dari wilayah Yogyakarta. Ada juga dari Sragen, Klaten, Solo, dan Boyolali. "Jadi memang sengaja naik jam 02.00 pagi agar tak diketahui masyarakat maupun petugas," kata dia.

Menurut dia, para pendaki itu sempat kaget karena tak menyangka aksinya terpergok petugas yang sudah menunggu di bawah saat turun. "Kendaraan mereka sudah diamankan lebih dulu," kata dia.

Banyaknya pendaki yang terpergok naik gunung yang masih terlarang untuk aktivitas pendakian itu diduga karena mereka sudah membuat rencana sebelumnya untuk nekat naik.

Diberi Sanksi

Soal sanksi yang akan diberikan pada para pendaki ilegal itu, Wahyudi menyatakan masih menunggu hasil pemeriksaan selesai. "Pasti akan diberi sanksi, namun masih digali motifnya, menunggu hasil pemeriksaan selesai," kata dia.

Data pengamatan terbaru Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta membeberkan, sepekan terakhir yakni 4-10 April 2025,
Merapi masih aktif dengan mengeluarkan sedikitnya 87 kali guguran lava pijar. Guguran ini antara lain satu kali ke arah hulu Kali Boyong sejauh 1.500 meter, 31 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 meter, 18 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh 1.800 meter, dan 37 kali ke arah barat hulu Kali Sat/Putih sejauh 1.900 meter.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa hujan juga terus menyelimuti puncak Gunung Merapi hingga akhir pekan ini. Menurut dia, hujan di puncak Gunung Merapi pada hari Minggu ini terjadi mulai pukul 09.33-10.22 WIB, lalu hujan lagi mulai pukul 15.47-19.10 WIB. "Waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi serta awan panas guguran di daerah potensi bahaya," katanya. 

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus