Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Ridwan Kamil Tulis Perjalanan, Beri Kesaksian Kesalahen dan Kepahlawanan Eril

Ridwan Kamil menuliskan kesaksian tentang perjalanan hidup putranya, Emmeril Kahn Mumtadz yang tak pernah mengandalkan orang tuanya untuk bersedekah.

6 Juni 2022 | 00.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuat unggahan sebuah kesaksian perjalanan Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra sulungnya yang meninggal karena tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss. Kesaksian itu diungkapkan melalui video di semua akun media sosialnya: Instagram, Facebook, dan Twitter pada Ahad malam, 5 Juni 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Izinkan saya selaku ayahanda Eril, untuk memberi kesaksian atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini. Saya tahu betul, Eril jika masih ada, pasti tidak terlalu senang jika amal atau kebaikannya diceritakannya," tulisnya pada keterangan unggahannya itu. Ia beralasan, kesaksian yang diberikan ini atas saran ulama untuk menunaikan hak Eril yang sudah berpulang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ridwan Kamil yang biasa dipanggil Kang Emil itu menuliskan, hakikatnya hidup adalah sebuah perjalanan. Perjalanan itu dimulai dari titik awal dan kisah itu akan selesai dengan titik akhir. 

"Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan, bahwa sesungguhnya ia sudah selesai dengan perjalanannya.  Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keikhlasan agar bisa memandu kami beradaptasi dengan takdir ini," tulisnya pada bagian awal video, menggambarkan keikhlasannya bersama istri, Atalia Praratya, dan Camillia Laetitia Azzahra menerima takdir. 

Usia Eril secara biologis memang hanya sampai usia 23 tahun. Ia lahir di New York City, 25 Juni 1999 dan berpulang di Bern pada 26 Mei 2022. Emil menuliskan, keluarganya meyakini ada dua cara menilai panjang pendek umur manusia. Pertama, diukur dengan berdasarkan tahun dan bulan. Kedua, mengukurnya dengan berapa panjang, lama, dan besarnya amal kebaikan manusia itu selama hidup di dunia. "Dengan luasnya amal kebaikannya, insyallah sungguh ia pergi dalam panjang umur," tulis Ridwan Kamil. 

Menurut Emil, yang menandai dirinya adalah seorang ayah yang bangga memiliki putra Emmiril Kahn Mumtadz, anaknya memenuhi harapan dirinya sebagai orang tua. Eril dilihatnya amat saleh dan sederhana. Eril tak pernah mengandalkan orang tuanya sebagai pejabat dan kekayaan yang berlimpah sebagai arsitek terpandang.

Eril dengan uangnya sendiri, kerap membelikan baju lebaran bagi anak-anak yatim dan memberikan uang THR kepada para satpam. "Mungkinkan ini pahala kesabaranmu, saat tidak semua maumu kami berikan walau kami mampu, sehingga kamu harus bekerja sambilan sambil kuliah, Ril? Mungkinkan ini ini balasan dari doa-doa malammu dan akhlak muliamu yang selalu menebar senyum penuh radiasi bahagia itu, Ril?"

Emil juga bersaksi Emmeril Kahn Mumtadz memimpin anak muda bersedekah meski harus menembus hujan ke panti asuhan dan kaum dhuafa. Eril memimpin Jaber Bergerak Zillenial, sebuah organisasi nonpemerintah yang mewadahi anak muda Jawa Barat melakukan aksi kemanusiaan. 

Ridwan Kamil juga menuliskan kebaikan putranya yang selalu melindungi sesama manusia di sekelilingnya. "Bahkan saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu. Kamu sejatinya adalah pahlawan." Kesalehan putranya itu dibuktikan dengan jutaan orang mendoakan Eril dari seluruh Indonesia hingga ke Palestina. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus