Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Rio Tinto, Sungai Merah Lokasi Kelahiran Zaman Logam

Rio Tinto disebut sebagai tempat kelahiran Zaman Tembaga dan Zaman Perunggu. Sungai ini berwarna merah akibat 5.000 tahun penambangan.

22 Oktober 2019 | 20.50 WIB

Air sungai berwarna merah di Rio Tinto, muncul akibat endapan besi dan sulfida di bawah bebatuannya. Foto: Jazsmina Szendrey
Perbesar
Air sungai berwarna merah di Rio Tinto, muncul akibat endapan besi dan sulfida di bawah bebatuannya. Foto: Jazsmina Szendrey

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Rio Tinto banyak yang mengenalnya sebagai perusahaan tambang multinasional, yang beroperasi di seluruh dunia. Mereka juga mengoperasikan perusahaannya di Indonesia. Namun tak banyak yang tahu Rio Tinto adalah nama sungai, yang berarti “sungai merah” di Spanyol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bermata air dari pegunungan Sierra de Huelva di Andalusia, di kota Nerva, Rio Tinto mengalir melalui wilayah barat daya negara itu. Selama kurang lebih 5.000 tahun, sepanjang sungai yang kaya tembaga, emas, perak, dan mineral lainnya terus menerus ditambang. Larutan besi yang terkandung di bebatuan dan pasir, larut, dan menciptakan pemandangan aneh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Rio Tinto dianggap sebagai tempat lahirnya Zaman Tembaga dan Zaman Perunggu. Pasalnya, pada 3.000 SM, orang Iberia dan Tartessian di daerah itu mulai menambang sungai. Kemudian diikuti Fenisia, Yunani, Romawi, Visigoth, dan Moor. Selama ratusan tahun, tambang-tambang sungai ditinggalkan hingga ditemukan kembali dan dioperasikan oleh pemerintah Kerajaan Spanyol pada 1724. 

Setelah penggalian besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan dari Inggris pada abad ke-19, membuat sungai sangat berbahaya karena tingkat keasaman yang tinggi. Lalu perusahaan tambang multinasional Rio Tinto dibentuk untuk mengoperasikan tambang tersebut. Rio Tinto tidak lagi mengelola pertambangan di sepanjang sungai itu. Namun pada akhir abad ke-20, ia telah menjadi salah satu perusahaan pertambangan terbesar di dunia.

Bakteri akhirnya mengurai kandungan asam besi dan sulfida sehingga aman bagi lingkungan. Foto: Wikipedia

Namun alam kembali menunjukkan keajaibannya. Dari sungai yang sangat asam itu, hidup bakteri yang memakan mineral besi dan sulfida di bawah bebatuan. Bakteri itu membuat air di Rio Tinto kualitasnya dari tahun ke tahun membaik, dan membuatnya layak terus mengalir hingga ke muara di Teluk Cadiz, Huelva, Spanyol. 

Rio Tinto menjadi salah satu destinasi wisata di Spanyol, terutama bagi mereka yang berkunjung ke Andalusia. Pemandangan yang unik ini mengantar wisatawan terbang jauh ke alam imajinasi seperti Planet Mars yang berair.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus