Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah gerbang bertuliskan 'Selamat Datang di Indonesia' berada di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Gerbang itu adalah kawasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam perjalanan jungle tracking, saya singgah di Badau pada Selasa, 1 Oktober 2019. Saya pun menyempatkan berjalan sampai mendekati pagar yang membatasi wilayah antara Indonesia dan Malaysia. Di samping pagar pembatas terpampang gagah tulisan 'Selamat Datang ke Kompleks Imigresen Lubok Antu, Sri Aman (ICQS Lubok Antu)'.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjalanan menuju Badau dimulai dari Putussibau, namun saya tak langsung menuju wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia itu. Saat siang, sempat pula singgah di Dusun Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Embaloh Hulu, untuk menyinggahi rumah betang atau rumah panjang yang menjadi permukiman Suku Dayak Iban.
Rumah betang merupakan hunian yang memanjang lebih dari 100 meter menggunakan struktur kayu. Suku Dayak menempatinya secara komunal, yang terdiri atas puluhan keluarga.
Bagi orang Dayak, rumah betang berfungsi sebagai penjaga nilai adat yang tinggi. Rumah ini, masih banyak ditemui di wilayah Kalimanbtan Barat dan Kalimantan Tengah. Selain panjang, bisa dipastikan rumah betang berbentuk panggung.
Gerbang memasuki Badau yang menjadi area masuk kawasan Indonesia pertama kali dari perbatasan Malaysia. TEMPO/Bram Setiawan.
Fungsinya untuk menghindari banjir dan serangan binatang buas -- permukiman Suku Dayak umumnya di pinggir sungai yang rentan terkena banjir air pasang, banjir bandang, ataupun luapan air ketika hujan. Bahkan di saat konflik antar suku kerap terjadi, rumah betang menjadi pelindung yang efektif karena berbentuk panggung.
Menurut situs getborneo.com, rumah betang mampu menampung 150 orang atau 5-30 kepala keluarga atau lebih. Bisa dibayangkan, hidup dalam satu atap membuat mereka terus dapat berkomunikasi dan menjaga tali kekerabatan. Bahkan saling melindungi serta saling membantu dalam hal apapun seperti ekonomi, pekerjaan dan lain sebagainya.
Pada umumnya Rumah Betang Suku Dayak dibuat hulunya menghadap timur dan hilirnya menghadap barat. Ini merupakan sebuah symbol bagi masyarakat dayak. Hulu yang menghadap timur atau matahari terbit memiliki filosofi kerja keras yaitu bekerja sedini mungkin. Sedangkan hilir yang menghadap barat atau matahari terbenam memiliki filosofi, tidak akan pulang atau berhenti bekerja sebelum matahari terbenam.
Setelah dari Sungai Utik, melihat rumah betang, perjalanan berlanjut ke sebuah area pasar di Lanjak. Di pasar itu, wisatawan bisa mendapatkan ikan kering dengan kualitas yang bagus. Dan yang paling diminati adalah ikan lais yang diasap atau salai. Ada pula yang dikeringkan menjadi ikan asin. Setelah dari Lanjak, perjalanan dilanjutkan sampai menuju perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Gedung Pos Lintas Batas Negara (PLBN)Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. TEMPO/Bram Setiawan
Bila ditempuh langsung, jarak antara Putussibau dan PLBN Badau sekitar 166 kilometer. Atau dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Meski demikian perjalanan tersebut terasa nyaman karena rute yang dilalui lengang melewati jalan yang menanjak atau menurun. Rute tersebut memberi kenyamanan untuk menikmati lanskap pemandangan selama perjalanan.