Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan bahwa semua program yang digulirkan kementriannya untuk para pelaku industri kreatif harus bisa diakses secara merata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini merespon adanya keluhan dan pandangan miring jika hanya kelompok industri kreatif tertentu yang selama ini bisa mengakses program itu berkat bantuan orang dalam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau tidak ada keluhan dari masyarakat seperti di forum ini saya juga tidak tahu, ternyata (dugaan permainan) orang dalam itu juga ada di Kemenparekraf," kata Sandiaga, di sela menghadiri Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) Indonesia, di Yogyakarta, Sabtu 20 Juli 2024.
Dalam forum yang diikuti 150 pelaku industri kreatif di Kota Yogyakarta itu sempat muncul keluhan sulitnya sebagian dari mereka bisa terpilih mengikuti program yang digulirkan Kemenparekraf.
Sandiaga tak menampik permainan itu bisa saja terjadi sehingga pihaknya berjanji melakukan evaluasi agar program yang digulirkan berlaku adil dan tepat sasaran.
"Saya langsung tugaskan (jajarannya) untuk bisa berkomunikasi dengan pelaku industri kreatif itu agar segera diketahui sumber sumbatannya. Sehingga program program Kemenparekraf yang dirasakan banyak manfaatnya itu tidak dikuasi oleh 4L, Lu Lagi Lu Lagi (kamu lagi kamu lagi)," ujar Sandiaga.
Sandiaga menegaskan, program yang dibuat Kemenparekraf untuk membantu memfasilitasi pelaku industri kreatif sepenuhnya bisa diakses merata sesuai kebutuhan dan kriterianya. Program itu tak dibuat untuk memfasilitasi kelompok industri kreatif tertentu saja berdasarkan relasi kedekatan dengan pihak di Kemenparekraf.
Dalam forum di Kota Yogyakarta itu Sandiaga mendorong para pelaku ekonomi kreatif tak lelah berinovasi, dan membangun jejaring dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan menciptakan lapangan kerja lebih luas.
"Kota Yogyakarta memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar, khususnya pada subsektor aplikasi, kuliner, fashion, kriya serta film, animasi dan video yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan usaha," kata dia.