Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pasca merampungkan revitalisasi di sejumlah sudutnya pertengahan tahun 2024 ini, destinasi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta membuat sejumlah terobosan kebijakan, salah satunya untuk kalangan kelompok rentan. Kelompok rentan ini terdiri dari masyarakat seperti disabilitas, lanjut usia, juga ibu hamil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk kelompok rentan ini, selain tiket gratis juga kami sediakan layanan antar jemput di titik lokasi yang sudah ditentukan secara gratis," ujar Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg M. Rosyid Ridlo di sela Forum Konsultasi Publik Standar Layanan Kelompok Rentan di Vredeburg Selasa, 27 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebijakan baru ini sudah diujicobakan sejak awal Agustus ini menyasar kelompok seperti siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul Yogyakarta juga kelompok lansia di Kota Yogyakarta.
Rosyid menuturkan, layanan antar jemput ini dilakukan dengan unit minibus berkapasitas 15 orang sekali angkut. Titik antar jemputnya di sekitaran Kota Yogyakarta. Wisatawan yang masuk kelompok rentan ini ketika berkunjung ke Kota Yogyakarta bisa memanfaatkan layanan itu.
Untuk mengakses layanan ini, pihak Benteng Vredeburg menyediakan formulir pendaftaran berupa aplikasi Google Form yang bisa diiisi kelompok rentan yang ingin memanfaatkannya.
Dalam forum itu, Rosyid menuturkan, baik sebelum dan sesudah destinasi cagar budaya itu direvitalisasi kian modern, juga bisa semakin nyaman dikunjungi semua lapisan masyarakat.
Tiket gratis
Sebelummya, pengenaan tarif sampai dengan Rp0 alias gratis di Vredeburg diberikan kepada penyandang disabilitas dan lansia, juga untuk tamu negara dan yatim piatu. Tiket gratis juga diberikan kepada masyarakat kurang mampu secara ekonomi yang ditetapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Rosyid mengatakan, sebagai Badan Layanan Umum di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi (Kemendikbudristek), Vredeburg tetap berupaya dipertahankan sebagai pusat pendidikan, edukasi, dan penelitian.
Jadi, para pelajar dan institusi pendidikan yang berencana berkunjung untuk mendukung program pendidikan dan penelitian pun dapat mengubungi museum untuk mendapatkan tarif khusus. Adapun tarif normal masuk Vredeburg mulai Rp 10.000 per orang.
Dalam forum itu, sejumlah masukan dari kelompok disabilitas turut mengemuka dan akan dilengkapi pihak pengelola Vredeburg, seperti tulisan pendukung braille sebagai petunjuk ruang, toilet ramah disabilitas, sensor bahaya volume, fasilitas tongkat bagi tuna netra, juga pemandu yang memahami cara mendorong kursi roda.
Di Vredeburg, nyaris setiap sudutnya telah dilengkapi dengan guiding block atau penunjuk jalan bagi tuna netra.
Nyaman untuk disabilitas
Seorang pengunjung disabilitas asal SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta bernama Putra mengaku cukup nyaman dengan fasilitas yang ramah disabilitas di museum yang berada di ujung Jalan Malioboro itu.
"Tadi seharian saya jalan jalan melihat berbagai obyek di museum ini, fasilitasnya sudah bagus, saya tidak menemui kesulitan," kata dia.
Sedangkan koordinator kelompok lansia di Yogyakarta, Priyantoro, mengaku layanan kelompok rentan di destinasi seperti Vredeburg bisa menjadi terobosan menarik yang bisa menjadi contoh bagi lainnya. "Layanan itu bisa meningkatkan antusiasme masyarakat mengunjungi destinasi sejarah seperti ini," kata dia.