Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Sensasi Empat Moda Transportasi untuk Mudik dari Banjarmasin ke Surabaya Lewat Bali

Empat moda transportasi untuk mudik dari Banjarmasin ke Surabaya jadi alternatif di tengah melonjaknya harga tiket pesawat langsung.

22 Maret 2025 | 16.37 WIB

Antrean ratusan kendaraan yang memadati Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, pada Jumat malam, 21 Maret 2025. Kemacetan panjang terjadi di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk    menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah dan Hari Raya Nyepi. Foto: Tempo/ Diananta P. Sumedi
Perbesar
Antrean ratusan kendaraan yang memadati Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, pada Jumat malam, 21 Maret 2025. Kemacetan panjang terjadi di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah dan Hari Raya Nyepi. Foto: Tempo/ Diananta P. Sumedi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banyuwangi - Awan mendung menutupi Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Kota Banjarbaru, ketika hari sudah siang, Jumat, 21 Maret 2025. Di ruang tunggu nomor 10 keberangkatan domestik, ratusan penumpang antre menunggu panggilan masuk ke pesawat Lion Air JT 845 rute Banjarmasin – Denpasar. Saya, satu di antara ratusan penumpang, itu yang sebagian hendak mudik Lebaran Idul Fitri 2025 dari Banjarmasin melalui Pulau Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi saya yang mudik ke Kabupaten Banyuwangi, rute penerbangan Banjarmasin – Denpasar sebagai alternatif terbaik atas mahalnya harga tiket rute Banjarmasin – Surabaya saat mendekati Lebaran. Letak geografis Kabupaten Banyuwangi di ujung timur Jawa, tepat di sebelah barat Pulau Bali yang dipisahkan Selat Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain Lion Air, maskapai Air Asia juga melayani rute Banjarmasin – Denpasar dan sebaliknya. Saya membeli tiket rute ini seharga Rp 897 ribu. Sementara harga tiket Banjarmasin – Surabaya sudah melonjak dua kali lipat. Itu pun harus transit. Namun, keseruan perjalanan sejatinya setelah pesawat mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Pesawat JT 845 sempat molor beberapa menit dari estimasi take off pukul 12.25 Wita. Pesawat baru lepas landas pukul 12.50 wita, dan mendarat pukul 14.00 wita di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Setelah pesawat mendarat, tak ada waktu berleha-leha karena saya menyesuaikan keberangkatan antarmoda transportasi darat dan laut penghubung Bali dan Jawa: bus umum, kapal penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk – Pelabuhan Ketapang, dan kereta api Mutiara Timur rute Stasiun Ketapang – Stasiun Kalisetail.

Naik Bus dari Denpasar ke Pelabuhan Gilimanuk

Saya mesti bergegas melaju ke tempat penjemputan penumpang kedatangan domestik untuk mengejar keberangkatan bus mini rute Terminal Ubung, Kota Denpasar – Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana. Pukul 14.30 Wita, saya memutuskan naik taksi borongan dengan kesepakatan tarif Rp 100 ribu dari bandara ke Terminal Ubung. Tarif ini sejatinya sangat murah karena sopir taksi sekalian pulang ke rumah.

Bus mini yang kerap disebut bus Bumel, ini memiliki keberangkatan berjadwal dari Terminal Ubung – Pelabuhan Gilimanuk dan sebaliknya. Orang-orang menyebut Bumel akronim dari Bus Untuk Masyarakat Ekonomi Lemah. Fisik bus memang sudah lusuh, tua, mesin meraung-raung kasar, dan knalpot berasap. Kalaupun ada air conditioner (AC) tak begitu dingin. Namun, ada sebagian bus mini yang sudah peremajaan armada angkut.

Sebelum ke terminal, saya sudah mengontak sopir Bus Megah, salah satu operator Bumel rute Terminal Ubung – Pelabuhan Gilimanuk. Bus ini berangkat pukul 16.00 WITA. Sopir bus menyarankan saya langsung ke terminal, karena Bus Megah sudah penuh.

Setelah satu jam perjalanan dari bandara, saya baru tiba di Terminal Ubung pukul 15.30 WITA. Benar saja, bus Megah sudah bertolak ke Gilimanuk. Satu-satunya opsi untuk keberangkatan jam 16.00 wita: Bus Buana Raya. Kebetulan, bus ini tinggal menyisakan tiga kursi kosong. Saya pesan satu kursi ke kondektur bus. Harga tiketnya pun melonjak tipis, dari Rp 60 ribu ke Rp 70 ribu karena peak season.

Saya memaklumi karena 21 Maret bersamaan awal libur anak sekolah, mendekati Hari Raya Nyepi, dan momen mudik Lebaran Idul Fitri. Interior kabin bus Bumel ini pengap dan tempat duduknya sempit, sepadan dengan tarif tiketnya.

Selain mengangkut penumpang, Buana Raya mengangkut aneka barang dan paket kiriman. Sebagian kursi belakang bus dipenuhi tumpukan kardus. Saya harus bersabar menumpang bus Bumel karena kerap berhenti menurunkan penumpang dan paket kiriman, terutama di Kabupaten Jembrana dan Kota Negara. Alhasil, bus Bumel butuh waktu tempuh 4,5 jam untuk melahap rute sejauh 123 kilometer.

Menyeberang ke Banyuwangi

Pukul 20.20 wita, bus mendekati area Pelabuhan Gilimanuk. Antrean kendaraan sudah mengular kurang lebih 500 meter mendekati pintu masuk pelabuhan. Jika saya bertahan di bus, tentu sulit mengejar kereta api Mutiara Timur yang berangkat pukul 22.00 Wib dari Stasiun Ketapang, Banyuwangi. Sebab, penyeberangan Gilimanuk – Ketapang setidaknya butuh waktu 1 jam.

Saya putuskan merogok kocek Rp20 ribu sewa ojek untuk membelah kemacetan supaya lebih cepat tiba di terminal penumpang Pelabuhan Gilimanuk. Sebelum masuk pelabuhan, saya membeli tiket penyeberangan di konter-konter yang melayani penjualan tiket feri. Jika ingin murah, Anda bisa membeli tiket lewat aplikasi Ferizy. Tepat pukul 21.00 WITA atau 20.00 WIB, kapal mulai bergerak menuju Pelabuhan Ketapang, membelah Selat Bali.

Cuaca malam itu sangat kondusif dan arus air laut Selat Bali cukup tenang. Maklum, arus Selat Bali sangat deras dan kerap angin bertiup kencang. Satu jam kemudian atau tepat pukul 21.00 WIB, kapal feri yang dipenuhi kendaraan, itu sandar di dermaga Pelabuhan Ketapang. Saya lekas melangkah cepat menuju Stasiun Ketapang untuk beli tiket secara go show rute Stasiun Ketapang – Stasiun Kalisetail seharga Rp55 ribu. Adapun waktu tempuh pelabuhan dan stasiun kira-kira cuma 10 menit.

Naik Kereta ke Surabaya

Saya lega kapal telah sandar satu jam sebelum keberangkatan kereta api Mutiara Timur yang melayani relasi Stasiun Ketapang – Stasiun Pasar Turi Surabaya. Durasi satu jam tersisa sangat cukup untuk menunggu keberangkatan kereta sembari rehat sejenak melepas penat di stasiun.

Estafet perjalanan panjang dari Banjarmasin ke Banyuwangi akhirnya tuntas begitu kereta api tiba di Stasiun Kalisetail pukul 23.00 WIB pada Jumat, 21 Maret 2025. Perjalanan mudik Idul Fitri 1446 Hijriah yang melelahkan karena Anda harus menyesuaikan keberangkatan empat moda transportasi umum dalam waktu sangat mepet.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus