Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

September 2021, Ada Festival Makan Papeda dalam Gerabah di Kampung Abar Papua

Wisatawan bisa datang ke Festival Makan Papeda dalam gerabah di Kampung Abar, Papua, pada 28 - 30 September 2021. Protokol kesehatan ketat.

13 Februari 2021 | 12.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan mancanegara sedang menikmati papeda dalam gerabah di Kampung Abar Sentani, Papua. Foto: Hari Suroto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan yang kangen makan papeda langsung dari tempat asalnya, datanglah ke Festival Makan Papeda dalam gerabah di Kampung Abar, Papua. Festival itu rencananya berlangsung di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua, pada 28 - 30 September 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Sanggar Perajin Gerabah Titian Hidup Kampung Abar, Naftali Felle mengatakan dalam festival tersebut, wisatawan akan menyantap papeda yang disajikan dalam gerabah. Jika papeda sudah habis, wisatawan dapat membawa pulang wadah gerabah tersebut. Kampung Abar terkenal sebagai tempatnya perajin gerabah di Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Festival Makan Papeda dalam Gerabah ini berjalan sesuai protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19," kata Naftali Felle, Sabtu 13 Februari 2021. Selain makan papeda bersama, wisatawan akan menyaksikan pameran hasil kerajinan mama-mama perajin gerabah.

Ketua Sanggar Perajin gerabah Titian Hidup Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Papua, Naftali Felle. Foto: Hari Suroto

Untuk menerapkan protokol kesehatan jaga jarak dan menghindari kerumunan, stan pameran dibuat berjauhan yakni di depan rumah masing-masing perajin. Panitia Festival Makan Papeda akan menilai stan yang dibangun oleh mama-mama perajin tersebut.

Syaratnya, semua bagian stan harus berasal dari pohon sagu, mulai atap, dinding, dan unsur lainnya. "Pemilik stan boleh berkreasi dan ini dilombakan oleh panitia," kata Naftali Felle.

Setiap stan memamerkan produk dari tanaman sagu, di antaranya ulat sagu, jamur sagu, kuliner sate ulat sagu, sayuran organik yang ditanam masyarakat Kampung Abar, ikan hasil tangkapan di Danau Sentani, gerabah, hingga briket arang sagu.

Naftali Felle menjelaskan, briket arang sagu adalah produk unggulan terbaru dari Kampung Abar. Menurut dia, briket arang dari ampas pohon sagu itu mampu menghasilkan api berwarna biru dan organik.

Deretan gerabah yang sedang dijemur di Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Papua. Foto: Hari Suroto

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, Kampung Abar adalah satu-satunya kampung di Papua yang masyarakatnya masih setia membuat gerabah tradisional. "Tradisi ini perlu dilestarikan, salah satunya melalui Festival Makan Papeda dalam Gerabah," katanya.

Papeda dan gerabah merupakan dua produk warisan leluhur yang alami dan menyehatkan. Menurut Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, makanan yang dimasak menggunakan gerabah lebih enak dan sehat, terlebih jika dipanaskan dengan kayu bakar. Briket arang sagu merupakan kreasi masyarakat Kampung Abar, yang selama ini dikenal sebagai kampung energi terbarukan.

Kampung Abar terletak di tepi Danau Sentani, tidak jauh dari Bandara Sentani, Jayapura, Papua. Untuk datang ke Festival Makan Papeda dalam Gerabah di Kampung Abar, wisatawan perlu menempuh jalan darat sekitar 15 menit dari Bandara Sentani, kemudian melanjutkan perjalanan selama 10 menit menggunakan perahu.

Deretan gerabah yang sedang dijemur di Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Papua. Foto: Hari Suroto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus