Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Shawn Mendes mengenang kembali perjalanan hidupnya selama setahun terakhir. Hal ini dikemukanan dalam unggahan reflektif dirinya dan video dirinya bernyanyi sambil bermain harmonium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyanyi berusia 25 tahun itu mengatakan selama setahun dia banyak menghabiskan waktu dengan bernyanyi. Cara ini ternyata dapat meredakan kecemasan atau ketakutan ekstrem yang dialaminya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika saya duduk dengan harmonium saya dan membiarkan diri saya dengan penuh kepercayaan untuk menyanyikan apa pun yang keluar, hal itu sering kali akan meringankan rasa sakit," tulisnya.
Merasakan kondisi terendah dalam hidup
Awalnya dia kesulitan membiarkan dirinya bernyanyi tanpa memperhatikan nada yang benar dan salah. Namun setelah beberapa saat dia mulai nyaman bernyanyi dengan cara seperti itu.
"Aku menyadari bahwa yang ada hanyalah saat-saat kebahagiaan dan euforia dari nada yang 'benar' karena nada yang 'salah'. Satu-satunya alasan aku bisa bernyanyi dengan kuncinya adalah karena aku telah belajar mendengarkan," tambahnya.
Pelantun Stitches itu juga mengungkapkan bahwa pelajaran terbesar yang ia peroleh di tahun 2023 adalah menerima dan menyambut keadaan terendah dalam hidup.
“Tidak perlu terus-terusan mengubah atau membenahi sesuatu agar bisa merasa high lagi, karena aku tahu jika aku benar-benar memperlambat dan mendengarkan saat aku low, selalu ada yang ingin didengar,” tutupnya.
Terbuka tentang kesehatan mental
Shawn Mendes pernah terbuka tentang kesehatan mental. Salah satunya saat dia memutuskan untuk membatalkan tur Wonder: World Tour pada tahun 2022. Dia beralasan ingin fokus pada kesehatan mentalnya.
Selain itu, pembatalan tur dijuga oleh waktu yang dihabiskan untuk terapi. Terapi yang dijalaninya untuk mencoba memahami perasaannya dan membantu penyembuhan dirinya. Upayanya untuk melepaskan perasaannya adalah bekerja keras, namun ia merasa prosesnya berhasil, dan ia menghargai dukungan yang diterimanya.
“Saya pikir satu setengah tahun terakhir telah menjadi proses yang paling membuka mata, berkembang, indah, dan menyembuhkan dalam hidup saya,” katanya. "Dan itu benar-benar membuat saya melihat bagaimana budaya benar-benar mulai mencapai titik di mana kesehatan mental benar-benar menjadi prioritas."
PEOPLE