Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arif yahya mengatakan ada sekitar 2.565 paket kunjungan wisata yang dipilih sejumlah delegasi pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali. Hampir 93 persen paket wisata yang dipilih itu berada di Pulau Dewata“Karena waktunya yang sangat sempit," kata Menpar Arief Yahya, di Denpasar, Jumat, 12/10. Ribuan paket wisata itu adalah salah satu “berkah” yang dirasakan warga Bali dengan digelarnya sidang IMF-World Bank di Pulau Bali.
Satu lagi keuntungan yang diterima Pulau Bali karena menjadi tuan rumah pertemuan siding IMF-World Bank adalah pembangunan jalan bawah tanah alias underpass di Simpang Tugu Ngurah Rai, Bali. Jalan ini sudah diresmikan pada 22 September 2018 llau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Biaya pembangunan jalan bawah tanah itu diambil dari anggaran yang disediakan pemerintah pusat untuk kelancaran sidang tahunan tersebut. Untuk keseluruhan menggelar sidang ini, anggaran yang disediakan pemerintah adalah Rp 810 miliar, dan kemudian bisa dihemat menjadi Rp 566 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk kepentingan pariwisata berkelanjutan aksesebilitas memang jadi prioritas utama. “Jadi masyarakat, termasuk wisatawan, akan semakin nyaman karena efisiensi yang dialami dalam berlalu lintas," kata Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali Ketut Ardana di Denpasar, 24 September 2018 mengomentari pembangunan underpass itu.
Selama ini, wisatawan asing kerap mengeluhkan kemacetan yang terjadi, khususnya di kawasan utama pertemuan empat titik sekaligus, yakni Denpasar, Nusa Dua dan sekitarrnya, Bandara Ngurah Rai, dan Tol Bali Mandara.
Bagi turis yang berlibur hanya selama tiga hari saja atau short stay, tentu tidak memiliki waktu banyak untuk menjelajahi di Pulau Dewata. Sehingga jika terjebak kemacetan, waktu mereka akan habis sebagian besar di jalanan.
Dan jangan lupa, para tamu asing juga berkesempatan mengenal langsung seni dan budaya masyarakat Bali. Delegasi Bank Dunia Dirk Reinermann, misalnya, sempat kepincut pada ketrampilan perajin topeng barong di Paviliun Indonesia.
"Saya akan beli nanti sebelum pulang. Saya tidak hanya datang untuk menghadiri pertemuan IMF-World Bank, tetapi saya juga ingin memahami Indonesia," kata pria yang bergabung dengan Bank Dunia sejak 1996 itu.
ANTARA