Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Tiga wisatawan asal Jakarta nyaris celaka pasca terseret ke tengah laut saat bermain di Pantai Parangtritis Yogyakarta Sabtu 25 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum terseret ombak ganas Parangtritis, wisatawan berusia 12, 19, dan 20 tahun itu sempat diperingatkan petugas Tim Search And Rescue atau SAR setempat agar menjauhi area-area palung yang sudah ditandai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ketiganya satu rombongan, datang ke pantai sekitar pukul 14.00 dan langsung bermain air awalnya," kata Kepala Seksi Humas Polres Bantul, Yogyakarta Ajun Komisaris Polisi I Nengah Jeffry, Sabtu.
Asik bermain di area palung
Diduga asyik bermain, ketiganya lantas tampak berada di area yang diduga terdapat palung. Petugas mencoba beberapa kali memperingatkan agar mereka menjauhi area itu. Namun imbauan itu tak direspon.
Sekitar pukul 15.45 WIB, saat ketiga korban masih bermain air di daerah palung, tiba-tiba datang ombak yang cukup besar. Ketiganya pun terseret ke tengah laut.
Para petugas Tim SAR yang bersiaga
mengetahui kejadian itu pun langsung bergerak bersama personil
Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara atau Ditpolairud Polda Daerah Istimewa Yogyakarta menolong para korban.
Mereka berenang dan menggunakan selancar untuk membawa ketiganya ke pinggir pantai.
"Ketiga korban dapat diselamatkan dan dievakuasi ke Pos SAR Parangtritis untuk diketahui kondisinya," kata dia.
Dari ketiga korban, satu diantaranya yang berusia 19 tahun sempat dirujuk ke klinik area Pantai Parangtritis karena kondisinya sudah lemas agar mendapat pertolongan intensif.
"Kondisi ketiganya akhirnya membaik dan bisa kembali bersama rombongannya," katanya.
Imauan tim SAR untuk wisatawan
Jeffry mengimbau para wisatawan untuk mendengarkan imbauan Tim SAR saat bermain air di Pantai Parangtritis dan pantai selatan Yogyakarta lain yang onbaknya cukup ganas serta memiliki palung-palung.
Area palung ini biasanya oleh petugas dipasangi tanda berupa bendera bergambar tengkorak dan keterangannya tertulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Wisatawan sebenarnya cukup mudah mengetahui tanda bahaya itu namun kondisi di lapangan tak sedikit yang mengabaikan rambu itu.
Petugas pun biasanya akan menggunakan peluit atau berteriak kepada wisatawan yang nekat bermain di area palung agar segera menyingkir ke lokasi aman.
Pilihan editor: Rekomendasi 6 Pantai di Jogja untuk Dikunjungi saat Libur Nataru