Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tips Tetap Nyaman Naik Penerbangan Malam Hari saat Traveling

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat penumpang lebih nyaman saat harus ikut penerbangan antara malam sampai pagi hari.

21 Juni 2024 | 18.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pemakaian penutup mata di pesawat. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penerbangan malam atau dini hari, sering disebut dengan red-eye flight bisa melelahkan, terutama yang duduk di kelas ekonomi. Ini karena penumpang tidak bisa tidur malam dengan baik seperti ketika di rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuatnya lebih nyaman. Mantan anggota kru maskapai penerbangan, Kat Kamalani, mengunggah tipsnya secara online. 

Mengenal Red-eye Flight

Dilansir dari Express.co.uk, red-eye flight adalah penerbangan semalaman yang berangkat larut malam dan tiba pagi berikutnya. Mereka biasanya berangkat setelah jam 9 malam dan tiba pada jam 6 pagi, sejalan dengan jadwal tidur kebanyakan orang. Nama ini didasarkan pada mata merah yang dialami penumpang karena terlalu lelah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun Kat telah menawarkan beberapa saran kepada penggemar untuk membantu mereka mendapatkan tidur yang lebih baik selama traveling. Dalam videonya, dia mengatakan bahwa dia menjadi pramugari selama enam tahun dan sering melakukan cara ini jika terban tengah malam untuk membuatnya lebih nyaman. 

“Saya sarankan untuk membawa masker mata, headphone peredam bising, dan penutup telinga, dan juga membawa sedikit minyak esensial lavender," kata dia. "Ini akan memberi tahu tubuh Anda bahwa inilah waktunya untuk tidur dan mulai melepas lelah."

Dia juga menekankan bahwa penumpang juga perlu membawa selimut dan pakai pakaian yang nyaman. "Tidak ada yang melihatmu dan mereka tidak peduli," ujar dia. 

Perdebatan Minyak Lavender

Meski banyak pengikutnya yang berterima kasih atas saran itu, rekomendasi tentang minyak lavender jadi perdebatan. Alasannya, minyak ini bisa menimbulkan gejala alergi. 

"Jangan membawa lavender. Ini sering bikin alergi. Saya pribadi jika menciumnya, saya akan terkena serangan asma dan jika mengenai kulit saya, saya akan mengalami gatal-gatal," kata seseorang.

"Sebagai seseorang yang sangat alergi terhadap lavender, mohon jangan rekomendasikan ini." Sementara itu, yang ketiga berkomentar: “Harap berhati-hati dengan minyak esensial atau wewangian di ruang tertutup.”

Alergi lavender terjadi ketika seseorang bereaksi terhadap serbuk sari atau aroma tanaman lavender. Gejalanya dapat berupa bersin, pilek, sakit kepala, dan iritasi kulit, mirip dengan respons alergi bunga atau tumbuhan lainnya saat terhirup atau bersentuhan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus