Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tradisi Masjid Jogokariyan Yogyakarta Jaga Lingkungan Bebas Sampah saat Momentum Ramadan

Masjid Jogokariyan rutin membagikan takjil gratis kepada para jamaahnya untuk berbuka puasa sekaligus menunaikan ibadah salat di lokasi itu.

3 Maret 2025 | 11.00 WIB

Pembagian takjil di Masjid Jogokariyan Yogyakarta saat masa Ramadan 2025 yang masih menggunakan piring, bukan pembungkus kertas atau nasi box. Dok.istimewa
Perbesar
Pembagian takjil di Masjid Jogokariyan Yogyakarta saat masa Ramadan 2025 yang masih menggunakan piring, bukan pembungkus kertas atau nasi box. Dok.istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Salah satu masjid di Yogyakarta yang senantiasa ramai disambangi jamaah terutama saat masa Ramadan tak lain Masjid Jogokariyan. Masjid yang berada di dekat Pondok Pesantren Krapyak itu memiliki tradisi unik ketika Ramadan tiba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti masjid lain, Jogokariyan rutin membagikan takjil gratis kepada para jamaahnya untuk berbuka puasa sekaligus menunaikan ibadah salat di lokasi itu. Hal yang membedakan, takjil gratis yang dibagikan di masjid itu jumlahnya banyak, di atas 3 ribu porsi per hari dan tidak menggunakan kemasan sekali pakai.

Hidangan Buka Puasa Disajikan dalam Piring

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan bahwa hidangan berbuka puasa di masjid itu disajikan dengan piring kaca sehingga tak ada  sampah plastik atau kertas yang menumpuk. "Sebanyak 3.500 piring digunakan setiap hari oleh Masjid Jogokariyan untuk membagikan takjil, ini menjaga kebersihan karena tidak meninggalkan selembar sampah pun, baik di lingkungan masjid maupun di jalanan," kata Hasto di sela membuka Kampung Ramadan Jogokariyan, Sabtu, 1 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menggunakan piring untuk membagikan takjil, bukan dengan bungkus kertas, plastik, atau nasi kotak, bukan pertama kali dilakukan pengurus Masjid Jogokariyan. Kebiasaan menggunakan piring itu sudah berlangsung lama, lebih dari 20 tahun lalu, jauh sebelum Yogyakarta dalam situasi darurat sampah seperti setahun terakhir. Konsekuensinya, pengurus masjid harus membersihkan atau mencuci piring-piring yang digunakan.

Masjid Menjaga Lingkungan

Hasto menuturkan, Masjid Jogokariyan menjadi contoh bagaimana masjid tak hanya sebagai pusat ibadah, namun juga menjaga lingkungan secara berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Kami berharap semakin banyak masjid yang dapat meniru Jogokariyan ini, terutama dalam aspek menjaga lingkungan sekitar melalui pemberdayaan warga," kata Hasto.

Penanganan Sampah Yogyakarta

Mantan Bupati Kulon Progo itu menuturkan, penanganan sampah di Kota Yogyakarta musti segera tuntas agar Kota Wisata dan Pelajar itu segera bebas dari situasi darurat sampah.

Dari pemerintah, kata Hasto, pihaknya saat ini berfokus mengangkut dan mengosongkan sampah-sampah yang masih menumpuk di depo seluruh penjuru Kota Yogyakarta.

“Depo sampah saat ini sudah mulai dibersihkan untuk dikosongkan, agar tidak ada lagi pembuangan sampah liar. Ada juga posko dari Satpol PP di beberapa titik untuk pengawasan," kata Hasto.

Untuk menangani sampah agar tak menumpuk di depo, Pemerintah Kota Yogyakarta menjalankan sistem jemput bola. Di tingkat rukun warga atau RW ada transporter atau penggerobak sampah.

"Silakan masyarakat buangnya melalui penggerobak itu, agar langsung terangkut," kata Hasto yang meminta warga tak lagi membuang sampah sembarangan seperti di pinggiran jalan karena depo-depo ditutup.

Takjil Gratis Kerja Sama dengan 27 Kelompok

Ketua Panitia Kampung Ramadan Jogokariyan Haidar Muhammad menuturkan, pembagian ribuan takjil gratis itu menjadi bagian dari semangat berbagi. Siapapun yang hadir ke masjid dipersilakan untuk menikmati hidangan berbuka itu. "Kegiatan pembagian takjil gratis setiap hari ini bekerjasama dengan 27 kelompok masyarakat sekitar masjid, di mana setiap porsi yang dihidangkan memiliki nilai sekitar Rp15.000," kata dia.

Haidar menambahkan tahun ini Kampung Ramadan Jogokariyan menghadirkan berbagai kegiatan tak hanya takjil gratis buka puasa. Selain ada kegiatan pasar sore, setiap harinya juga ada talkshow inspiratif atau ceramah bersama sejumlah tokoh. “Tahun ini kami menghadirkan 400 pedagang untuk pasar sore dan berbagai talkshow untuk menambah wawasan serta mempererat kebersamaan masyarakat selama Ramadan,” ujarnya.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus