Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tradisi menggelar upacara di gunung telah menjadi tradisi bagi para pecinta alam. Mereka bergerak atas inisiatif pribadi mengibarkan bendera merah putih. Menurut Pendiri My Adventure, Bayu Hari Himawan, tradisi tersebut atas inisiatif pribadi. Tak ada inisiator resmi, “Mereka berangkat sencara individu, lalu spontan menggelar upacara dan menyanyikan Indonesia Raya,” tutur Bayu yang juga operator tur wisata pendakian gunung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemandangan yang indah permai, keasrian alam, dan dekat dengan masyarakat, apalagi saat Agustusan, menurut Bayu suasana tersebut meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan pendaki gunung. Lalu kemana tujuan mereka? Hampir semua gunung di Indonesia. Inilah gunung-gunung di Jawa yang menjadi langganan para pendaki upacara di gunung, untuk mengibarkan upacara 17 Agustus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semeru
Puncak tertinggi di Jawa ini memang populer bagi pendaki dan wisatawan. Biasanya, para pendaki menggelar upacara di Ranu Kumbolo dan Kalimati, dan jarang menggelar upacara bendera di puncak Mahameru. Untuk 17 Agustus 2019, pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), telah menutup kuota pendakian. Selain itu Gunung Semeru masih berada pada level II atau status waspada, sehingga PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pendaki tidak beraktivitas dalam radius 1-4 km di sektor lereng selatan-tenggara Mahameru.
Upacara 17 Agustus nggak harus dilakukan di lapangan sekolah atau gedung. Malahan kamu bisa melakukannya di tempat wisata yang indah, salah satunya gunung. Buat para pecinta atau pendaki gunung, pasti kamu nggak asing dengan delapan gunung di Indonesia yang sering dijadikan sebagai tempat upacara bendera berikut ini.
Gunung Merapi
Meskipun berstatus gunung berapi paling aktif di Jawa, mengibarkan merah putih di Gunung Merapi tak pernah pudar. Gunung yang meletusnya sulit diprediksi ini memang menjadi destinasi wisata. Namun
Badan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, kerap mengimbau agar pendaki tak menggelar upacara di puncak Merapi. Pasalnya, di wilayah puncak tak banyak ruang terbuka.
Gunung Lawu
Gunung Lawu berstatus gunung api tidur. Terakhir meletus pasa 28 November 1885. Namun pada puncaknya terdapat kepundan kecil berasap. Gunung ini memiliki suasana yang asri, dengan hutan yang masih tertutup rapat. Selain itu, aksesnya sangat mudah, baik dari Solo maupun daru Madiun. Asiknya lagi, setiap 17 Agustus masyarakat Gunung lawu beserta para pendaki menggelar upacara bersama.
Warga mengikuti upacara HUT ke-72 RI di Pegunungan Kendeng, Kedumulyo, Pati, Jawa Tengah, 17 Agustus 2017. Upacara dengan mengibarkan Bendera Merah Putih setinggi 35 meter di atas bukit yang diikuti seribuan warga tersebut untuk memeriahkan HUT ke-72 RI. ANTARA FOTO
Gunung Prau, Dieng
Dengan tinggi 2.565 mdpl, Gunung Prau bisa disebut destinasi wisata ketimbang pendakian. Treknya yang tak begitu sulit, menjadi incaran wisatawan. Daya tarik utamanya berupa padang rerumputan berbunga dan bukit-bukit kecil yang unik. Saat matahari terbit, hamparan pemandangan itu seperti disepuh warna emas. Gunung-gunung di sekitarnya semisal Gunung Sumbing dan Sindoro serta Merbabu menambah indah panorama Gunung Prau. Tantangan utama mendaki Gunung Prau di bulan Agustus tentunya melawan hawa dingin yang amat sangat.
Gunung Papandayan
Peringatan 17 Agustus di Papandayan selalu menarik. Pasalnya, tak hanya mendaki, di area gunung itu banyak spot untuk berkemah. Pemandangan utamanya adalah padang bunga edelwis. Camping ground di Gunung Papandayan dilengkapi dengan kamar mandi, warung, dan air bersih yang melimpah.