Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Upaya Pemulihan Lahan, Kawasan Lereng Merapi Digenjot Jadi Sentra Kopi

Pasca letusa Gunung Merapi hebat pada 2010 yang melumpuhkan sebagian besar pertanian di wilayah lereng, upaya pemulihan tanaman kopi terus diupayakan.

26 Februari 2022 | 22.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang menyukai kopi khas gunung bisa berburu dan menikmatinya di sejumlah kawasan lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebab, saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman dan DIY terus menggenjot pemulihan lereng Merapi agar kembali menjadi menjadi salah satu sentra produksi dan pemasaran kopi melalui Gerakan Tanam Kopi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tanaman kopi sebenarnya telah banyak dibudidayakan di wilayah lereng Merapi khususnya di Kecamatan Cangkringan, Turi dan Pakem," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa di sela penanaman kopi di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Sabtu, 26 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Danang menjelaskan pascaletusan Gunung Merapi hebat pada 2010  yang melumpuhkan sebagian besar pertanian di wilayah lereng, upaya pemulihan tanaman kopi terus diupayakan, baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun kabupaten. "Fokus kami di kabupaten melakukan upaya perluasan lahan, rehabilitasi tanaman, pengutuhan maupun pengembalian tegakan, pemeliharaan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman serta pengawalan pasca panen kopi," kata dia.

Menurut Danang, berbagai upaya pemulihan itu sasarannya meningkatkan produktivitas tanaman kopi lereng Merapi. Dari upaya tersebut, didapatkan hasil yaitu pada 2020 di Kabupaten Sleman luas lahan budidaya kopi Robusta mencapai 217,19 hektare dan untuk Arabika seluas 36,60 hektare.

Sedangkan total luas panen tanaman kopi mencapai 158,28 hektare terdiri dari Arabika mencapai 27,14 hektare dan kopi Robusta seluas 131,14 hektare. "Total produksi kopi Kabupaten Sleman kini mencapai 754,30 kuintal yang terdiri dari produksi kopi Arabika sebesar 172,63 kuintal dan kopi Robusta sebesar 581,67 kuintal," kata Danang.

Sedangkan untuk produktivitas kopi Arabika sebesar 6,21 kuintal per hektare dan kopi Robusta sebesar 4,44 kuintal per hektare.

Danang mengatakan dipilihnya lereng Merapi sebagai lokasi pelaksanaan Gerakan Tanam Kopi di Kabupaten Sleman untuk mempertahankan dan mengembangkan budidaya kopi lereng Merapi yang khas.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus Hudoro yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan bahwa gerakan tanam kopi serentak ini juga dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. "Tujuannya meningkatkan produksi, kualitas dan daya saing kopi yang ada di Indonesia," kata dia.

Selain itu, Hendratmojo menuturkan bahwa pada kegiatan ini tidak hanya fokus terhadap kualitas dan produksi kopi saja, namun juga terkait pemasaran dan penguatan kelembagaannya. "Jadi harus ada konsepsi terintegrasi pemasarannya dari hulu ke hilir. Termasuk kelembagaanya ke depan harus dipersiapkan," kata dia.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus