TEMPO.CO, Jakarta - Veronica Tan mengunggah foto dirinya dengan penampilan rambut barunya yang dibuat berombak tengah bercermin di sebuah kafe di Jakarta. Unggahan foto di akun Instagramnya pada Senin, 13 Juli 2020 itu mengajak netizen untuk merenung dan bercermin.
"Segala sesuatu dimulai dari diri sendiri. Berhenti sejenak di depan cermin yang ada di @tugukawisaricafe setelah ngopi di sana. Seperti lagunya Michael Jackson, Man In The Mirror, kalau kau menginginkan perubahan, mulai dari orang yang kau lihat di dalam cermin. Dirimu sendiri..," tulisnya.
(ki-ka) Nicholas Sean dan Veronica Tan. Instagram.com/@veronicatan_official
"Selalu berada di lingkungan yang positif dan teman-teman yang menyenangkan supaya pikiran kita tetap baik dan positif," tulis perempuan anggun ini.
Veronica lebih memilih menyalurkan energinya untuk melakukan kegiatan sosial di @anakindonesiabersatu dan mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan @lovecareindonesia. Ia mendukung kegiatan sosial putrinya, Nathania Purnama untuk melakukan kegiatan sosial.
Sebelumnya, putra sulungnya, Nicholas Sean Purnama sudah menjelaskan kepada netizen alasan ia diam kendati ayahnya tak berhenti menjelekkan ibunya. "Emang dengan gua balas akan bikin perubahan," tulis Nicholas pada unggahan foto, 2 Juli 2020. Nicholas mengatakan, pembelaan terhadap ibunya cukup dilakukan oleh @sahabatvero, akun yang memang digunakan untuk menjawab tudingan miring tentang Veronica, dari mantan suaminya sendiri.
Dari unggahan-unggahan @sahabatvero yang selalu mengetag akun @veronicatan_official, @nachoseann, dan @nata.zhong milik Nathania Purnama tiap membuat unggahan, tersirat atas sepengetahuan ibu dan dua anaknya itu. Adapun Daud yang masih di bawah umur, dilindungi dengan tidak dibuka akunnya untuk publik.
Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971