Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Wajah Baru Kota Tua Jakarta, Anies Baswedan Sebut Zona Rendah Emisi Ini dengan Batavia

Kawasan kota tua Jakarta kini dinamai dengan Batavia oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Bagaimana hasil revitalisasinya?

12 September 2022 | 16.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga bersepeda di kawasan Kota Tua, Jakarta, Ahad, 11 September 2022. Kota Tua telah ditetapkan sebagai Kawasan Rendah Emisi (KRE) / Low Emission Zone, dan menjadi salah satu simpang temu berbagai moda transportasi publik. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wisata Kota Tua kini dibuka kembali, menurut Gubernur Jakarta yakni Anies Baswedan kota tua adalah kota masa depan.  Program revitalisasi kota tua yang dilaksanakan pemerintah DKI Jakarta, menghadirkan kawasan baru sebagai bentuk Jakarta masa depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies memanggil area wisata kota tua sebagai Batavia. "Jadi ini adalah pembukaan kembali Kota Tua Jakarta. Kawasan Kota Tua ini kita namai kawasan Batavia sebagaimana nama aslinya dulu," ujarnya saat ditemui di Kota Tua, Jakarta, Sabtu, 11 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alasan penamaan tersebut menurutnya untuk menyebut perancangan ulang kota tua sebagai kota futuristik dengan nama yang dapat mencerminkan kawasan tersebut dimasa lampau.

"Kota ini disebut Kota Tua, tapi kita rancang ulang sehingga kota ini menjadi kota masa depan. Namun, namanya mencerminkan masa lalu, tapi konsepnya mencerminkan konsep kota modern masa depan. Itu yang sedang dibangun," ujarnya.

Bagi Anies kota tua adalah wajah kota di masa depan, hal tersebut dikarenakan revitalisasi Kota Tua dirancang untuk menghadirkan kawasan wisata yang memanusiakan pejalan kaki, berorientasi pada mobilitas yang aktif dan setara untuk semua, serta ramah lingkungan (rendah emisi).

Untuk mendukung Kota Tua sebagai kawasan rendah emisi (KRE), disediakan fasilitas tersendiri untuk para pejalan kaki dan pesepeda. Menurut Anies, untuk mengunjungi kota tua sebaiknya menggunakan transportasi umum terintegrasi seperti KRL ataupun Transjakarta. 

Menaiki kendaraan pribadi tidak dianjurkan, karena letak parkir kendaraan jauh dari kota tua dan tidak ada kantong parkir. Sebaiknya Anda meninggalkan kendaraan pribadi di rumah atau di fasilitas park and ride yang tersedia di berbagai stasiun dan terminal. Baru setelahnya ke kota tua dengan menaiki transportasi umum.

Wajah kota tua yang baru kini telah dirombak menjadi wilayah pedestrian, dimana bagi pengunjung yang datang dengan jalan kaki. 

Revitalisasi kawasan kota tua Jakarta masih akan terus dilaksanakan, revitalisasi tersebut mencakup pembangunan pasar heksagon, pengendalian banjir kanal Museum Bahari, penataan Kali Besar Timur, sampai penataan wilayah pejalan kaki.

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus