Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Warga Flores, Yuk Pulang Kampung Saat Pekan Suci Semana Santa

Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, Flores Timur menggelar gerakan pulang kampung (Bale Nagi) saat perayaan suci Semana Santa di Larantuka.

20 Januari 2020 | 11.52 WIB

Warga Flores Timur berkumpul saat Pekan Suci Semana Santa dengan mengarak patung keramat Bunda Maria. Dok. Kemenparekraf
Perbesar
Warga Flores Timur berkumpul saat Pekan Suci Semana Santa dengan mengarak patung keramat Bunda Maria. Dok. Kemenparekraf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun Flores Timur merupakan destinasi wisata, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, Kabupaten Flores Timur mengajak warganya yang berdiospora untuk kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kabupaten itu mempromosikan potensi wisata daerahnya melalui Gerakan Bale Nagi (GBN), yang bertujuan untuk mengajak orang-orang Flores Timur yang berada di luar Larantuka, untuk pulang kampung saat Pekan Suci Semana Santa.  

Ketua Pelaksana GBN Simon Lamakadu saat peluncuran Gerakan Bale Nagi (GBN) di Gedung Sapta Pesona Balairung Soesilo Soedarman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Sabtu (18/1/2020) menjelaskan Gerakan Bale Nagi merupakan frasa Melayu Larantuka yang berarti pulang kampung. 
 
“Bagi orang Flores Timur frasa ini memiliki arti khusus untuk mengajak masyarakat Flores Timur mengangkat potensi wisata alam, budaya, dan wisata religi yang ada di daerahnya seperti hari Paskah yang digelar perhelatan Semana Santa,” katanya.
 
 
Seorang umat Katolik memegang gambar Bunda Maria ketika mempersiapkan perayaan 'Semana Santa' di Larantuka, NTT (16/4). (Ulet Ifansasti/Getty Images)
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur Apolonia Corebima mengatakan, GBN ini merupakan sinergi antara diaspora yang ada di Luar Flores Timur. Sebenarnya tahun lalu sudah digelar Festival Bale Nagi yang tujuannya untuk menjadi daya tarik baru bagi para peziarah. Ajang itu ternyata mampu menjaring wisatawan ke wilayah Larantuka.
 
"Biasanya wisatawan yang datang ke Larantuka saat Samana Santa hanya 1-2 hari. Semoga dengan digelarnya gerakan dan Festival Bale Nagi, lama tinggal wisatawan bisa semakin panjang mencapai 7 hari," katanya.
 
Nia sapaan akrab Apolonia Corebima juga menjelaskan, berbagai kegiatan telah disiapkan untuk menghadirkan atraksi bagi wisatawan, seperti festival tenun ikat, kuliner lokal, dan berbagai kegiatan lainnya sebelum akhirnya mengikuti prosesi Semana Santa atau Pekan Suci yang merupakan sebuah perayaan liturgi dan devosi umat Katolik di Larantuka.
 
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata yang saat ini berubah nomenklatur menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizky Handayani menambahkan, setiap tahunnya, banyak wisatawan asing yang antusias mengikuti ritual rohani, yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah dalam sejarah umat Kristen-Katolik tersebut. 
 
Lilin-lilin menyala di depan komplek pemakaman pada perayaan Hari Keagamaan, 'Semana Santa' di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia (16/4). Perayaan ini berbarengan dengan hari besar Paskah di dunia. Ulet Ifansasti/Getty Images
 
“Ratusan orang peziarah dari mancanegera hadir di Larantuka. Karena Semana Santa ini sudah ada sejak dahulu di Larantuka, prosesinya hampir sama dengan yang ada di Portugal. Jadi ini menjadi daya tarik wisata religi bagi wisatawan,” katanya.
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus