Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Wisata Instagenic, Taman Bunga Matahari Nawari di Jogja

Taman yang berlokasi di Grogol, Gunungkidul, tersebut memiliki daya pikat utama tumbuhan bunga matahari.

29 Juni 2018 | 19.35 WIB

Pengunjung tengah menikmati sesi foto di Taman Bunga Nawari., Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Pengunjung tengah menikmati sesi foto di Taman Bunga Nawari., Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta – Deretan spot wisata buatan di Yogyakarta makin bertambah jumlahnya. Setelah beberapa tahun belakangan muncul Puncak Becici yang sarat arena Instagenic, kini muncul sejumlah taman bunga yang disulap bak ladang-ladang perkebunan Italia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebutlah Taman Bunga Nawari, yakni salah satu taman yang cukup populer dalam dua bulan ini. Taman yang berlokasi di Grogol, Gunungkidul, tersebut memiliki daya pikat utama tumbuhan bunga matahari. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Taman ini baru beroperasi awal Juni lalu,” tutur Suwargito, penggagas sekaligus pengelola Taman Bunga Nawari kepada Tempo pada Rabu, 27 Juni 2018.

Spot foto tertinggi di Taman Bunga Nawari, Gunungkidul, Yogyakarta, yang tingginya mencapai 4 meter. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Taman Bunga Nawari memiliki luas lahan setengah hektare atau sekitar 5.000 meter. Seluruhnya ditanami bunga matahari yang kini telah mekar. Di antara hamparan tanaman tersebut terdapat lorong-lorong seperti koridor untuk spot berfoto.

Suwargito yang juga pengurus pariwisata Gua Pindul, menuturkan ia ingin menciptakan alternatif wisata lain di Gunungkidul selain susur gua. “Lalu saya pilih menggarap taman bunga matahari karena melihat perkembangan pariwisata orang suka swafoto,” katanya.

Bunga matahari cocok tumbuh di lahan Gunungkidul yang cenderung kering. Apalagi, tanaman itu bisa berbunga sepanjang tahun. Masa mekarnya relatif panjang, mencapai 2-3 bulan. Setelah itu, diperlukan masa pembibitan ulang. 

Sejak dibuka, sekitar 1.000 wisatawan datang tiap hari menyambangi taman tersebut. Tak cuma pelancong lokal, orang dari berbagai kota turut datang. Semisal dari Palembang, Jakarta, dan Wonosobo.

Dani Mustiawan, pengunjung asal Wonosobo, saat ditemui di taman bunga tersebut. Ia sengaja datang khusus untuk berfoto. Ia bahkan mengenakan kostum kimono tradisional Jepang yang disewakan di lokasi wisata itu.

Baca Juga: 

Memang, selain menyajikan atraksi berupa hamparan kembang, pihak Taman Nawari menggaet wisatawannya dengan menyewakan aneka ragam pakaian unik. Semisal pakaian Jawa dan kimono khas Negeri Matahari Terbit. Harga sewa per kostum dibanderol Rp 25 ribu. 

Pengunjung bisa memilih lokasi foto di hamparan taman selain di lorong-lorong tanaman. Di sana tersedia panggung-panggung kecil dengan ketinggian bervariasi yakni 1-4 meter. Dengan berdiri di panggung, pengunjung seolah akan melayang di tengah hamparan kembang matahari.

Tiket masuk taman tersebut dibanderol Rp 6.000 untuk semua pengunjung, baik domestik maupun mancanegara. Untuk menuju ke sana, pelancong bisa naik transportasi umum bus jurusan Yogyakarta-Wonosari.

“Nanti turun di perempatan Grogol-Bejiharjo. Nah, Taman Nawari tepat berada di seberang perempatan itu,” tutur Suwargito.

 

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

 

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus