Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Presiden Joko Widodo pernah melaksanakan salat Jumat di sebuah masjid kecil di Dusun Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Presiden Jokowi salat di Masjid Nur Syahadah yang berukuran 10 x 10 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masjid yang terbilang kecil ini mampu menampung 200 orang jemaah. Presiden Jokowi salat Jumat di sana pada 17 Mei 2019. Dusun Sade tempat Masjid Nur Syahadah berdiri memiliki sejarah dan kebudayaan yang menarik.
Kepala Dusun Sade, Kurdap Selake mengatakan dusun tersebut sudah ada sekitar tiga abad lalu. Semula warga Dusun Sade menganut Islam Wetu Telu, yang artinya ibadah mereka diwakili oleh para pemuka agama saja. Namun, sejak dibimbing oleh Tuan Guru Mutawali dari Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, penduduk Desa Sade menjalankan syariat Islam sepenuhnya.
Masjid Nur Syahadah di Dusun Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. TEMPO | Supriyantho Khafid
Satu lagi keunikan dari Dusun Sade, menurut Kurdap Selake, adalah jumlah rumah di dusun itu tak boleh bertambah. "Jumlah rumah di dusun ini hanya 150 unit, tidak boleh lebih. Jumlah penduduknya sebanyak 700 jiwa," ucap Kurdap kepada Tempo. Rumah warga Dusun Sade disebut Sasak Bale Gunung Rate atau Bale Tani. Berlantai tanah dan beratap anyaman alang-alang.
Rumah warga Dusun Sade beralaskan tanah dan terdiri dari dua bagian, yakni di depan dan di dalam. Atap di bagian depan dibuat agak rendah, sehingga setiap orang yang datang harus menunduk. "Di dalam rumah ada bale khusus untuk memasak kebutuhan ritual," kata Kurdap Selake. Musababnya, dia melanjutkan, dilarang memasak untuk keperluan ritual di luar rumah.
Suasana di Dusun Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. TEMPO | Supriyantho Khafid
Wisatawan yang berkunjung ke Dusun Sade akan disambut Tari Gendang Beliq, Tari Petuk, dan Tari Amaq Tempengos yang merupakan tari badut dari zaman kerajaan. Ada juga penampilan Perisaen berupa atraksi adu kejantanan dua lelaki dengan menggunakan tongkat rotan sebagai pemukul dan tameng dari kulit.
Di Dusun Sade, wisatawab bisa membeli hasil kerajinan penduduk setempat yang sebagian besar adalah kain tenun. "Di sini, seorang perempuan baru bisa menikah jika bisa menenun," kata Talib, 37 tahun, pemandu wusata Dusun Sade.
Menurut dia, wisatawan biasanya berkunjung ke Dusun Sade sebelum tiba di Mandalika Resort, hendak ke bandara ke kota Mataram. Sebelum ada bencana gempa bumi, jumlah wisatawan yang datang ke Dusun Sade setiap hari lebih dari 25 bus pariwisata. "Kini, hanya sekitar mencapai 10 bus pariwisata saja sehari," kata dia.
Dusun Sade terletak di pinggir jalan rute menuju Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Lombok Tengah. Hanya perlu waktu sekitar 20 menit berkendara dari Lombok International Airport ke arah selatan untuk sampai di dusun ini.