Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kereta Bambu Bekas Angkutan Logistik jadi Objek Wisata Unik di Kamboja

Kereta bambu ini dulu merupakan angkutan barang, sempat menghilang seiring pemerintah Kamboja ingin memodernisasi sistem perkeretaapiannya.

26 Maret 2025 | 10.44 WIB

Kereta Bambu Kamboja (Tangkapan layar YouTube)
Perbesar
Kereta Bambu Kamboja (Tangkapan layar YouTube)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya, kereta merupakan alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut orang dan barang dengan gerbong-gerbongnya. Namun, berbeda dengan kereta bambu Kamboja di Desa Ou Dambong. Angkutan dibuat sederhana dari bilah bambu yang dibuat tanpa penutup, lalu dipasang roda logam dan digerakkan oleh sepeda motor kecil atau mesin traktor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya, kereta bambu ini dirancang sebagai angkutan logistik selama operasi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kamboja dari 1992 hingga 1993. Tapi kini, angkutan barang yang biasa disebut Norry ini menjadi objek wisata menarik yang kerap dikunjungi wisatawan mancanegara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dilansir Times of India, kendaraan ini mirip seperti roller coaster buatan sendiri, bedanya kereta itu berjalan di rel kereta api tua di Battambang. Kereta bambu asli merupakan sistem truk yang beroperasi di jalur kereta api utara Kamboja yang jarang digunakan. Kereta ini dibuat untuk penduduk desa guna mengangkut barang dan orang. 

Pelancong Penasaran

Wahana unik ini menawarkan pengalaman menegangkan sekaligus keraguan, karena tidak ada kepastian aman serta menyenangkan. Namun, karena hal itu, pelancong penasaran dan tertarik untuk menaikinya. Jika ingin mencoba kereta bambu di Tanah Pagoda, pengunjung hanya tinggal naik ke platform bambu, duduk di atasnya, dan berpegang pada pembatas besi depan. Norry tidak memiliki sabuk pengaman atau pelindung lainnya. 

Kereta siap meluncur untuk perjalanan terbuka melintasi pedesaan Tanah Khmer yang subur, sawah, serta desa-desa kecil yang dihuni warga. Kereta bambu itu melaju melintasi rel hingga kecepatan 50 kilometer per jam, yang terasa jauh lebih cepat saat duduk beberapa inci di atas rel sambil merasakan angin menerpa rambut.

Sensasi Berpapasan

Tidak hanya itu, hal yang membuat wahana ini menarik sekaligus menyenangkan adalah ketika dua kereta berlawanan arah berpapasan. Kereta yang membawa sedikit penumpang harus turun dan membongkar keretanya. Karena hanya memiliki satu jalur rel, maka masinis serta penumpang mengangkat platform bambu dari rel, melepas roda, membiarkan kereta lain lewat, lalu memasangkannya kembali. Selain hanya tersedia satu rel, norry juga tidak memiliki aturan jadwal khusus keberangkatan seperti kereta transportasi umumnya.

Karena hal-hal unik dan tidak terduga tersebut hanya bisa ditemui di Tanah Khmer. Sensasi meluncur di atas rel dengan pemandangan terbuka di sekeliling penumpang menjadi pengalaman tidak terlupakan. Tidak ada penghalang yang menjadi pembatas kereta membuat wisatawan bisa secara bebas menikmati keindahan alam yang dilalui. Tetapi, Norry mulai menghilang seiring dengan upaya negara itu memodernisasi sistem perkeretaapiannya. 

Sempat Ditutup

Objek wisata Kamboja ini sempat ditutup pada 2017 untuk memberi ruang bagi layanan kereta api yang layak. Tapi, tidak lama setelah itu buka kembali. Otoritas pemerintah setempat mengatur jalur baru untuk kereta bambu yang terletak lebih dari 20 km dari kota. Jika berkunjung ke Kamboja, disarankan mampir ke sini naik tuk-tuk dan lakukan perjalanan dengan kereta bambu melalui sejarah dan pesona pedesaan. Norry memberi pengalaman yang hampir mirip hoverboard sungguhan di atas rel dengan harga murah.

Dalam ulasan pengunjung di TripAdvisor, wisatawan terhibur dengan wahana ini. Salah satu pengguna @Excursion19161794106 membagikan pengalamannya di aplikasi tersebut. ia datang ke lokasi pada sore hari sendirian, di musim sepi. Biaya perjalanannya $10 (Rp165.500) dengan pemandangan khas Kamboja yang menurut dia sepadan. "Matahari terbenamnya indah, berpadu dengan hamparan sawah menciptakan panorama yang luar biasa," tulisnya.

NIA NUR FADILLAH | TIMES OF INDIA | TRIP ADVISOR | STRAITS TIMES

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus