Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika wisata ke Fakfak, Papua, dan menyewa kendaraan, sebaiknya kamu menggunakan jasa sopir berpengalaman karena medan jalan di sana begitu menantang. Peneliti Badan Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan sebagian besar kontur jalan di Fakfak berupa tanjakan curam dan tanjakan landai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Topografi Fakfak didominasi oleh perbukitan dengan lereng yang terjal dengan kemiringan lebih dari 40 persen," kata Hari Suroto kepada Tempo, Jumat 27 Agustus 2021. Pengemudi mobil pribadi dan angkutan umum harus beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika berkendara di Fakfak, jangan kaget jika mendapati mobil di depan berhenti mendadak. Sebabnya bisa macam-macam, misalkan mobil tak kuat menanjak, pengemudi memarkir mobil di tanjakan, sopir angkutan kota menurunkan atau menaikan penumpang.
Dengan begitu, dapat dipastikan mobil di Fakfak tidak pernah menggunakan gigi tiga atau gigi empat. "Pengemudi mobil di Fakfak terbiasa dengan gigi satu dan gigi dua," kata Hari Suroto. "Gigi satu untuk tanjakan curam dan gigi dua untuk tanjakan landai."Kondisi jalan di Fakfak, Papua. Foto: Hari Suroto
Mobil di Fakfak, menurut dia, juga lebih banyak bertransmisi manual. Pengemudi bisanya menggunakan rem tangan sebagai pengganti kopling, khususnya ketika mobil berhenti. Saat mobil berjalan, rem tangan dilepaskan perlahan seiring pelepasan kopling. Sedangkan kaki yang lain menekan pedal gas untuk bergerak maju. Cara ini memang akan sulit dilakukan bagi pengemudi pemula.
Lantaran kontur jalan yang menanjak, menurun, dan berliku itu, kecepatan mobil di Fakfak umumnya sekitar 15 hingga 20 kilometer per jam. Para pemilik mobil di Fakfak lebih sering mengganti kampas rem dan cairan rem. "Mereka selalu menggunakan kampas rem asli bukan imitasi, agar maksimal," katanya.
Kondisi medan jalan di Fakfak kemudian menjadi tolok ukur piawai tidaknya seorang sopir. Menurut Hari Suroto, umumnya perusahaan multinasional yang beroperasi di Papua cenderung memilih sopir dari Fakfak ketimbang daerah lain di Papua karena kemampuan mengemudi mereka di medan yang sulit.
Baca juga:
Ada Hubungan Kerajaan Majapahit dengan Fakfak Papua dalam Kitab Nagarakertagama