Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Kota Solo dan sekitarnya mulai dilirik oleh para wisatawan asal China. Sebuah perusahaan agen perjalanan bahkan menyewa pesawat tiap pekan untuk mengangkut wisatawan dari China hingga setaun ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PT Cahaya Matahari Rembulan Pupun Pantiana Gunmantono mengatakan pembukaan pasar wisatawan di China pada awalnya sukup sulit. "Rata-rata belum mengenal nama Kota Solo," katanya saat ditemui di Solo, Rabu 31 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Promosi mengenai Kota Solo dilakukan bertahun-tahun. Dia juga mencoba membuat beberapa paket yang memiliki peluang. "Tentunya harus digabung dengan paket wisata Yogyakarta serta Borobudur sebagai daya tarik," katanya.
Paket yang disiapkan adalah perjalanan di Solo selama tiga hari dan di Yogyakarta selama tiga hari. Paket itu dijualnya di kisaran harga Rp 10 juta hingga Rp 16 juta. "Peminatnya cukup banyak," katanya.
Tingginya minat itu membuatnya berani berspekulasi untuk menyewa pesawat berkapasitas 174 penumpang secara rutin tiap pekan. Pesawat tersebut menempuh perjalanan dengan rute Bandara Kunming, China, menuju Bandara Adi Sumarmo Solo. "Kami harus menyewa karena belum ada maskapai yang tertarik membuka rute tersebut," katanya.
Dia menyebut bahwa upaya untuk menyewa pesawat secara reguler itu cukup rumit. Sebab, proses perizinan di pihak otoritas bandara di China cukup sulit. "Akhirnya kami berhasil merealisasikannya di bandara yang ada di Kota Kunming," katanya.
Pemandangan Kota Solo dari lantai dua Bus tingkat wisata melintas di kawasan Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah. TEMPO/Subekti
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Pariwisata (Asita) Jawa Tengah Daryono mengatakan langkah yang dilakukan PT Cahaya Matahari Rembulan perlu diapresiasi. "Tidak banyak agen perjalanan yang berani melakukannya," katanya.
Selama ini, banyak agen perjalanan yang justru fokus memberangkatkan wisatawan dari dalam negeri untuk berwisata ke luar negeri. "Sedangkan mereka justru sebaliknya, mampu mendatangkan turis asing secara reguler tiap pekan," katanya.
Apalagi yang dijual oleh agen perjalanan tersebut adalah Kota Solo yang selama ini kurang dikenal di luar negeri. "Tentunya lebih sulit dibanding menjual Bali," katanya. Dia yakin upaya tersebut mampu meningkatkan ekonomi di Kota Solo.