Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain potensi ancaman awan panas dan banjir lahar dingin, wisatawan perlu mengetahui gejala alam yang tak terduga jika berencana mendekati kawasan puncak Gunung Merapi saat musim hujan intens pada Desember ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gunung Merapi pada Kamis, sore 9 Desember 2021 kembali memuntahkan awan panas sejauh 2.200 meter ke arah Kali Bebeng pasca kawasan puncak gunung itu diguyur hujan sejak siang. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta pun menyebut adanya beberapa potensi kejadian angin di seputar kawasan Merapi pasca erupsi sore ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Prakiraan cuaca sekitar Gunung Merapi pasca erupsi efusif sore ini khususnya kejadian angin kencang di kawasan itu," kata Kepala BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas, Kamis.
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini di kawasan Merapi, BMKG Yogyakarta mengungkap pada malam hari meski intensitas hujan mulai ringan, namun diprediksi terjadi angin yang bertiup dari utara ke timur dengan kecepatan 5 hingga 12 kilometer per jam. Lalu pada esok harinya Jumat 10 Desember, Reni mengungkap pada dini hari angin akan bertiup ke utara di Merapi dengan kecepatan 5-10 kilometer per jam.
Beranjak pagi hari diprediksi mulai terjadi peningkatan signifikan di mana kecepatan angin bisa mencapai 15 kilometer per jam. "Lalu pada siang harinya kecepatan angin di kawasan Merapi bisa tembus hingga 25 kilometer per jam," kata Reni.
Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan Merapi memuntahkan awan panas Kamis sore setelah kawasan itu diguyur hujan intens sejak siang. "Hujan mengguyur puncak Merapi sejak pukul 13.12 WIB dengan total curah hujan 29 milimeter. Masyarakat yang beraktivitas di alur sungai yang berhulu di Merapi agar mewaspadai bahaya lahar," kata dia.
Dengan status Merapi yang masih Level 3 atau Siaga, Hanik menyatakan seluruh pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak. "Tak hanya wisata, penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana III juga direkomendasikan untuk dihentikan," kata dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.