Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar lomba permainan tradisional Gobak Sodor pada 25-26 September 2023 yang dipusatkan di Gedung Olahraga (GOR) Amongrogo Kota Yogyakarta. Lomba ini digelar menyusul setelah ditetapkan permainan tradisional itu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh pemerintah Indonesia pada Juli 2022 silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lomba ini kami gelar melibatkan 40 tim putra dan putri, untuk menggaungkan permainan tradisional ini ke publik," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, Rabu, 23 Agustus 2023.
Mengenal Gobak Sodor dan Sejarahnya
Apa itu Gobak Sodor dan kapan sebenarnya permainan itu dilakukan pertama kali? Gobak Sodor merupakan permainan yang biasanya dilakukan di tanah lapang atau ruang terbuka sehingga pemainnya leluasa bergerak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lapangan yang akan digunakan dibagi menjadi enam bagian. Pada setiap garis dijaga sehingga kelompok yang bertujuan untuk melewati garis tersebut harus diadang supaya lawan tidak dapat melewati garis tersebut. Jika lawan terkenan sentuhan oleh penjaga garis maka mereka akan bergantian untuk menjaga garis.
Dian menuturkan, belum ada petunjuk detail kapan persisnya permainan tradisional itu diciptakan dan dimainkan di Yogyakarta. Mengingat di masa lalu perangkat dan kesadaran dokumentasi belum sebaik sekarang.
Gobak Sodor Diperkirakan Berusia di Atas 50 Tahun
Hanya saja, permainan itu telah diusulkan dan dipertahankan oleh pemerintah DIY sebagai salah satu permainan yang diakui Indonesia asal Yogyakarta. Dinas Kebudayaan DIY memperkirakan usia permainan tradisional itu sudah di atas 50 tahun. Hal ini dikaji salah satunya dari generasi yang memainkannya di Yogyakarta.
"Gobak sodor ini menjadi permainan generasi X dan sebagian generasi Y, generasi Z dan generasi milenial sangat jarang yang mengetahui apalagi memainkan permainan tradisional ini," kata Dian.
Bahkan, kata Dian, ada satu pandangan yang penyebut jika permainan Gobak Sodor sudah ada sejak masa penjajahan di Indonesia dan sering dimainkan saat itu. "Ada yang menyebut, Gobak Sodor ini nama serapan dari Bahasa Inggris, sisa kolonial dulu yakni Go Back to Door, lalu mengalami perubahan menjadi Gobak Sodor, ini termasuk kajian kami," kata Dian.
DIY Jadi Provinsi Terbanyak dengan 155 Karya Budaya
Dalam lomba ini, Dinas Kebudayaan DIY akan melibatkan Komite Permainan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) DIY. Dian menyatakan saat ini DIY menjadi provinsi terbanyak yang memiliki 155 karya budaya warisan leluhur yang sudah mendapatkan status WBTB oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Kesemuanya itu terbagi dalam lima kategori yaitu tradisi lisan, seni pertunjukan, upacara adat, pengetahuan tentang alam serta kategori kemahiran dan kerajinan tradisional. “Gobak Sodor masuk di kategori kemahiran dan kerajinan tradisional," kata Dian. Dian mengatakan Gobak Sodor perlu dikenalkan karena permainan itu mengajak peserta terutama anak anak, berlatih kerja sama, kerukunan, sikap sportif dan tak canggung berkomunikasi.
Ketua KPOTI DIY Joko Mursito mengatakan, Gobak Sodor dan Benthik kini menjadi olahraga tradisional yang sudah terstandarisasi oleh pemerintah pusat. “Di DIY sendiri diperkirakan ada sekitar 2.600 ragam permainan tradisional," kata dia.
Pilihan Editor: 5 Permainan Tradisional Nyaris Punah, Gobak Sodor Sampai Egrang