Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Yogyakarta Berencana Menata Ulang Sisi Barat Malioboro

Dinas Perhubungan telah mensurvei pada lokasi andong dan becak menunggu penumpang terkait penataan ulang Malioboro ini.

2 Maret 2018 | 20.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Andong tengah parkir di jalur lambat Jalan Malioboro, Yogyakarta. Tempo/Tulus Wijanarko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta merencanakan menata ulang kawasan Malioboro sisi Barat. Penataan itu akan berdampak pada penempatan pangkalan andong dan becak, serta komunitas pedagang yang ada di kawasan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lokasi sekitar pintu keluar sisi selatan Stasiun Tugu serta di depan pintu sisi barat kompleks Kepatihan Yogyakarta dianggap tempat potensial untuk pangkalan andong dan becak. Kedua titik ini masih berada di kawasan Malioboro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Lokasi di sekitar pintu keluar Stasiun Tugu cukup luas," kata Kepala Bidang Angkutan Jalan Pengendalian Operasional dan Keselamatan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Sugeng Sanyoto di Yogyakarta, Jumat, 2 Maret 2018.

Menurut Sugeng, andong bisa menunggu penumpang di tepi jalan. Sedangkan di depan pintu Kepatihan, tidak akan bisa menampung andong dalam jumlah banyak. "Mungkin hanya dua saja," kata dia

Pemindahan pangkalan andong dan becak ini direncanakan berlangsung selama pekerjaan revitalisasi Jalan Malioboro sisi barat tengah dilakukan.

Revitaliasai direncanakan mulai berlangsung pada 12 Maret 2018. Meski demikian hingga kini, menurut Sugeng, belum ada ketetapan apa pun.

Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta telah memetakan lokasi berdasarkan survei awal. Survei dilakukan pada lokasi andong dan becak menunggu penumpang. 

"Kami tidak memilih di jalan-jalan sirip Malioboro karena jalan tidak terlalu luas. Selain itu, terkadang ada PKL kuliner yang berjualan di sepanjang jalan sehingga jika ada andong yang parkir bisa mengganggu," kata dia.

Dinas Perhubungan terus berkomunikasi dengan paguyuban becak dan andong, meski panduan teknisnya belum ada. 

Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro Syarif Teguh mengatakan, proses sosialisasi terhadap seluruh komunitas yang terdampak pekerjaan revitalisasi sisi barat Jalan Malioboro akan terus diintensifkan, mulai dari pedagang kaki lima souvenir, pemilik toko hingga komunitas andong dan becak.

"Pada intinya, kami ingin meminta dukungan agar pekerjaan revitalisasi ini bisa lancar karena tujuan utamanya adalah menata Malioboro," katanya.

Proses sosialisasi, menurut Syarif, masih menunggu penjadwalan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. "Komunitas berharap ada penjelasan yang detail mengenai rencana revitalisasi, termasuk manajemen poyek dan tata kelola kegiatan," katanya.

Menurut rencana pekerjaan revitalisasi di Jalan Malioboro sisi barat akan terbagi dalam lima blok besar dan ada tiga pelaksana kegiatan.  "Selama pekerjaan berlangsung, akan ada komunikasi antara pelaksana kegiatan terkait kapan PKL bisa berjualan dan tidak," katanya.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus