Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan datanglah ke Kabupaten Sleman, akhir pekan ini. Pasalnya, di kota itu bakal digelar upacara adat Saparan Bekakak. Perhelatan budaya itu bakal digelar di Desa Ambarketawang Gamping Sleman Jumat 18 Oktober 2019 mulai pukul 14.00 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upacara adat Saparan Bekakak ini bakal dimeriahkan dengan pasukan boneka raksasa atau ogoh-ogoh, gendruwo dan wewe gombel, “Upacara adat ini tetap dipertahankan hingga kini untuk mengenang perjuangan dan kesetiaan abdi dalem Kraton Yogyakarta bernama Ki Wiro Suto terhadap Sri Sultan HB I,” ujar Kepala Dinas Kebudayan Kabupaten Sleman Aji Wulantara Selasa 15 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aji mengatakan bahwa upacara adat Saparan Bekakak telah menjadi event budaya unggulan, yang telah masuk dalam kalender event Kabupaten Sleman maupun Propinsi DIY. Bahkan gaungnya sudah menasional.
Kehadiran event ini sangat dinanti-nantikan warga Yogyakarta dan Jawa Tengah, juga wisatawan luar daerah serta mancanegara, yang sedang berada di Yogyakarta.
Dalam Saparan Bekakak tampil pula kesenian reog dan jatilan. Mereka menghibur para wisatawan yang menyaksikan kirab dari pinggir jalan. Foto: @risska_noora
Pemerintah Kabupaten Sleman mengharapkan para pengunjung dan wisatawan agar tertib, khususnya ketika kirab berlangsung sehingga tidak menggangu prosesi perhelatan tersebut.
Mengingat pelaksanaannya menggunakan jalur transportasi umum, di sebagian ruas Jalan Wates dan Ring Road Barat, maka pelaksanaan upacara adat ini sedikit banyak mengganggu pengguna jalan.
Pihaknya meminta maaf kepada masyarakat umum atas penutupan sementara beberapa jalur untuk pelaksanaan kirab, termasuk sebagian ruas jalan "ring-road" (jalan lingkar) barat dan sebagian ruas jalan Wates yang digunakan sebagai jalur kirab.
Pengalihan arus dari arah barat di Jl. Wates akan dilakukan di pertigaan Klangon ke arah utara, menuju Gedongan dan Tempel, pertigaan Universitas Mercubuana ke utara menuju Godean, dan perempatan Depok di sebelah timur SPBU Ambarketawang ke arah utara.
Sedangkan dari arah timur akan dilakukan pengalihan di perempatan Ring Road Pelemgurih ke arah utara.
Ketua Panitia Bambang Cahyono menuturkan rangkaian pelaksanaan upacara adat ini, sebenarnya diawali sejak 28 September 2019 berupa pasar malam dan gelar potensi seni budaya. Perhelatan itu menampilkan jathilan, tari-tarian, elekton, campursari, Koes Plusan, ketoprak, wayang kulit dan pameran UMKM.
Lalu pada Jumat 18 Oktober 2019 mulai pukul 10.00 – 11.30 WIB, pasangan boneka bekakak dan berbagai gunungan, dapat dilihat oleh masyarakat umum di Balai Desa Ambarketawang.
Mulai pukul 13.00 – 14.00 WIB dilantunkan gending uyon-uyon atau karawitan. Pada pukul 14.00 WIB sepasang bekakak, Tirto Dono Jati diarak menuju lapangan Kademangan Ambarketawang untuk mengawali prosesi acara.
Pemerintah Kabupaten Sleman berharap masyarakat dapat tertib saat menyaksikan kirab ogoh-ogoh. Foto: @matiusyogi
Pada pukul 15.00 WIB upacara saparan itu dimulai dengan fragmen tari dan pemecahan kendi, dilanjutkan dengan pelepasan burung merpati putih. Lalu dilanjutkan dengan prosesi kirab yang didukung oleh bregada utama.
Bregada yang tampi antara lain Bregada Mejing Kidul, Delingsari, Gamping Kidul, Gamping Lor, dan berbagai bregada dan peserta kirab budaya. Mereka menuju petilasan di Gamping Kidul dan petilasan Gunung Gamping di Tlogo untuk dilakukan penyembelihan bekakak.
PRIBADI WICAKSONO