Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bandara Internasional Gelephu Bhutan Didesain Ramah Lingkungan

Desain Bandara Internasional Gelephu terispirasi dari Kachen pilar kayu tradisional Bhutan

12 Maret 2025 | 10.00 WIB

Desain Bandara Internasional Gelephu, Bhutan. Instagram.com/@gmcbhutan
Perbesar
Desain Bandara Internasional Gelephu, Bhutan. Instagram.com/@gmcbhutan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bhutan akan memiliki bandara internasional baru, yaitu Bandara Internasional Gelephu, di Gelephu. Terletak di dekat perbatasan Bhutan-India, dan Sungai Paitha, dikelilingi hutan subtropis yang rimbun, pegunungan Himalaya dan sungai. Bandara ini mendefinisikan ulang perjalanan dengan desain ramah lingkungan, area kesehatan, dan lingkungan alam yang menakjubkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bandara Internasional Gelephu juga menjadi pintu gerbang global menuju Gelephu Mindfullness City atau GMC, proyek pembangunan utopis senilai USD 100 miliar atau sekitar Rp 1,6 kuadraliun, yang luasnya tiga kali ukuran Singapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Raja Bhutan Jigme Khesar Namgyel Wangchuk mengatakan, bandara internasional besar di Gelephu akan menjadi pusat penerbangan utama sehingga pembangunannya akan diprioritaskan selama lima tahun ke depan. "Bandara ini sangat penting bagi keberhasilan GMC sebagai pusat bisnis dan juga merupakan jalur vital bagi keamanan nasional Bhutan, terutama bagi negara yang terkurung daratan," ujarnya dilansir dari Lifestyle Asia.

Bandara Internasional Gelephu diproyeksikan mampu menangani 123 penerbangan setiap hari dan 1,3 juta penumpang setiap tahunnya pada tahun 2040 dan hingga 5,5 juta penumpang pada tahun 2065. Bandara ini dirancang untuk mewujudkan alam dan budaya negara dan tempat tersebut.

Desain ramah lingkungan

Bjarke Ingels Group (BIG) mengungkapkan desainnya untuk Bandara Internasional Gelephu. Terinspirasi dari "Kachen," pilar kayu yang mewujudkan warisan arsitektur dan simbolisme spiritual Bhutan, struktur diagrid bangunan ini dibuat dari kayu yang bersumber secara lokal dan berkelanjutan serta dihiasi dengan ukiran kayu Bhutan oleh seniman lokal.  

Semua rangka kayu memiliki struktur yang independen, sehingga memudahkan pembongkaran untuk perluasan di masa mendatang. “Jika diamati lebih dekat, semua anggota kayu besar diukir dan diwarnai sesuai dengan kerajinan tradisional, dihiasi dengan tiga jenis naga yang mewakili masa lalu, sekarang, dan masa depan Bhutan,” kata Bjarke Ingels, Pendiri & Direktur Kreatif BIG.

Atap bandara menggunakan panel surya, seperti tujuan Gelephu Mindfulness City sebagai kota negatif karbon. Area kedatangan dibagi menjadi empat zona, masing-masing didedikasikan untuk tanaman tertentu yang ditemukan dalam hutan Gelephu. Sedangkan halaman dalam bandara membagi terminal menjadi dua bagian untuk penerbangan domestik di sisi barat dan penerbangan internasional di sisi timur.

Halaman tersebut dinamakan Forest Spine, yang mengajak penumpang berkoneksi dengan alam melalui ruang hijau dan jalan setapak di puncak pohon. Dengan banyaknya skylight dan jendela besar dari lantai hingga langit-langit, Forest Spine akan menyediakan ruang berjalan yang terang dan alami bagi para pelancong.

Selain itu juga ada loung tambahan dalam dan luar ruangan yang menyediakan tempat yang tenang untuk yoga, mandi gong, dan meditasi bagi wisatawan. Pusat mobilitas juga akan tersedia untuk menghabungkan Gelephu dan wilayah Bhutan lainya melalui trem dan bus.

Akhir tahun ini, Bandara Internasional Gelephu akan diperkenalkan kepada khalayak global di Venice Architecture Biennale. Bandara ini rencananya akan dibuka pada tahun 2029.

LIFESTYLE ASIA | TRAVEL AND TOUR WORLD 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus