Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Yuk Pelesiran di 4 Kota Latar Kisah Bumi Manusia

Sastrawan Pramoedya Ananta Toer dalam Bumi Manusia menggunakan latar tiga kota dalam novelnya. Inilah destinasi menarik di tiga kota itu.

18 Juli 2019 | 14.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kolaborasi Sutradara Hanung Bramantyo dan pemerintah Desa Sumber Rahayu, Sleman, Yogyakarta, membuahkan Desa Wisata Gamplong di Dusun Gamplong. Desa itu menjadi studio alam untuk pembuatan film Sultan Agung dan Bumi Manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Novel yang diyakini merupakan kisah hidup Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo (TAS), tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, sejatinya berlatar tiga kota: Surabaya, Sidoarjo, dan Blora. Tiga kota itu memiliki destinasi wisata populer, yang membuat traveler bisa membayangkan kehidupan TAS alias Minke sekaligus pelesiran. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto udara suasana di Kampung Adat Samin Karangpace, Desa Klopoduwur, Banjarejo, Blora, Jawa Tengah, Rabu, 16 Januari 2019. Kawasan Karangpace ini terdiri dari 35 rumah. ANTARA

Blora

T.A.S inisial Tirto lahir di Blora pada 1880 – sebagian sejarawan menyebutnya 1875. Kakek Tirto adalah Bupati Bojonegoro Raden Mas Tumenggung Tirtonoto II. Soal wisata Blora memiliki banyak destinasi, terutama wisata alam seperti Goa Terawangan.

Namun, yang paling terkenal adalah Desa Wisata Kampung Samin Surosentiko. Kampung ini berada di perbatasan Blora dan Bojonegoro. Atau tepatnya di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. 

Samin Surosentiko merupakan tokoh perlawanan terhadap penjajah di akhir abad 19. Ia menggunakan cara tanpa kekerasan melawan Belanda. Salah satunya dengan tidak membayar pajak. Gerakan Samin ini kemudian menjadi gerakan spiritual yang disebut saminisme.

Pengunjung memberi makan Jerapah bernama Moridtz yang berulang tahun keempat di Kebun Binatang Surabaya, Surabaya, 19 Juli 2015. ANTARA/Zabur Karuru

Surabaya

Wonokromo dalam Bumi Manusia merupakan kediaman Nyai Ontosoroh, ibunda Annelies Melema kekasih Minke. Dikisahkan Nyai Ontosoroh memiliki rumah besar dengan sawah dan kebun yang luas. Pramoedya rupanya terinspirasi dengan sebuah rumah di Jalan Joyoboyo nomor 28, Surabaya. Saking besarnya pelatarannya, di halamannya dibangun 14 rumah.

Di Wonokromo destinasi wisata utama berupa Kebun Binatang Surabaya, yang menyimpan beragam satwa, baik dari dalam dan luar negeri. Kebun Bintang Surabaya pada 1980-an disebut-sebut sebagai kebun binatang dengan koleksi terlengkap se-Asia Tenggara. Kini, kebun bintang itu memiliki 351 spesies satwa dan lebih dari 2.000 hewan.

Minke dalam kisahnya bersekolah di Hogere Burger School (H.B.S.) Surabaya. Sekolah itu juga menjadi sekolah Bung Karno, dan lokasinya berada di Jalan Kebon Rojo. Saat ini sekolah itu berubah fungsi menjadi Kantor Pos Surabaya.

Gedung yang ditempati sebagai Hogere Burger School (HBS) pada 1881 hingga 1926 telah beralih fungsi menjadi Kantor Pos Besar Surabaya. Kredit : TEMPO/Aris Novia Hidayat

Sidoarjo

Nyai Ontosoroh yang diperistri Herman Melema bernama asli Sanikem. Ia berasal dari Sidoarjo. Soal pariwisata, Sidoarjo memiliki Pulau Sarinah. Pulau ini terletak di muara Sungai Porong yang terbentuk akibat sedimen lumpur Lapindo. 

Pulau seluas 80 hektare ini menjadi hutan kecil, yang dapat dijangkau dari Dermaga Tlocor dengan tiket perahu Rp150.000 hingga 200.000, untuk pulang pergi. Selain itu, Sidoarjo memiliki beragam destinasi wisata seperti Suncity Waterpark, Kampoeng Batik Jetis, dan sentra kerajinan kulit Tanggulangin.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus