Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kepolisian Nasional Jepang, Itaru Nakamura, mengundurkan diri setelah gagal melindungi mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Sikap yang diambil Itaru Nakamura itu berbeda dengan pejabat Indonesia pada umumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebut saja Ketua PSSI, Mochamad Iriawan atau dikenal Iwan Bule. Meksi Tragedi Kanjuruhan telah menewaskan 132 suporter, Iwan Bule selaku kepala otoritas tertinggi sepak bola Indonesia bergeming untuk mundur. Inilah perbedaan sikap Itaru Nakamura dengan Iwan Bule:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Tidak Mencari-cari Pembenaran
Perbedaan pertama terlihat dari pertanggung jawaban yang diambil antara Iwan Bule dan Nakamura. Dikutip dari Koran Tempo edisi Selasa, 11 Oktober 2022, Nakamura tak mencari-cari dalih untuk berkelit dari fakta bahwa Abe terbunuh akibat lemahnya pengamanan terhadapnya saat berkampanye di Kota Nara.
Sementara Iwan terus-menerus bersilat lidah untuk mempertahankan jabatannya. Publik pun menjadi bingung siapa kesatria yang harus bertanggung jawab lantaran tak ada yang mengaku bersalah.
2. Tidak Menunggu untuk Didesak Mundur
Hingga 11 Oktober 2022, publik mendesak agar Iwan Bule segera mundur dengan membuat petisi online di sebuah platform Change.org yang telah ditandatangani lebih dari 27 ribu orang.
Namun Iwan merasa tidak menganggap adanya desakan publik tersebut. Berbeda jika Indonesia sedang menuai prestasi dalam bidang sepak bola, ia langsung tampil terdepan untuk membanggakan prestasi tersebut.
Berbeda dengan Nakamura yang langsung menyatakan penyesalannya atas kegagalan polisi melindungi Abe saat berkampanye. Pengunduran Nakamura pun berlangsung beberapa minggu setelah insiden tersebut.
3. Tidak Menyadari Kesalahan
Di saat kegagalannya terjadi, Nakamura tidak menyuruh publik Jepang membaca secara rinci aturan pejabat publik mundur untuk ngeles dari tanggung jawab. Badan Kepolisian Nasional langsung membentuk tim untuk meninjau langkah-langkah keamanan dan perlindungan serta mengembangkan langkah-langkah pencegahan.
Yang lebih memalukan lagi adalah respons para pejabat Indonesia ketika lolos sanksi dari FIFA. Khususnya bagi Iwan Bule yang justru mengapresiasi Presiden Joko Widodo selalu mendukung PSSI terhadap sepak bola di Indonesia.
"Alhamdulillah, melalui Presiden RI, FIFA sudah memberikan pernyataan resmi bahwa Indonesia tidak terkena hukuman efek dari insiden Kanjuruhan," kata dia seperti dikutip dari laman resmi PSSI.
FATHUR RACHMAN