Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Akhir cinta sopir bajaj

Gara-gara tidak melayani suaminya, dan malah mengumpat dengan ucapan pedas, eny menebusnya dengan nyawanya di ujung belati cahyono.

19 Februari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU mata hati sudah tertutup, sibiran badan satu selimut pun dihabisi. Dan Cahyono, suami kalap itu, divonis 10 tahun oleh Pengadilan Negeri Brebes, Jawa Tengah, Kamis pekan lalu. "Pembunuhan itu direncanakan," ujar Ratnawati Rosmadewi, ketua majelis hakim. "Saya menerima hukuman itu, tapi saya masih mencintai Eny," kata Cahyono kepada Bandelan Amarudin dari TEMPO. Jaksa menuntutnya 18 tahun penjara. Sopir bajaj berusia 26 tahun itu menusuk Eny Wiharti, 22 tahun. Mereka mempunyai seorang anak, Lendi Alfiah, 2 tahun. Agustus silam, SIM (surat izin mengemudi) Cahyono habis masa berlakunya. Ia memerlukan Rp 500.000 untuk biaya mengurus perpanjangan SIM di Jakarta. Eny, yang tinggal di kampung, membedah tabungannya, Rp 500.000, yang semula untuk memperbaiki rumah. Dua bulan kemudian, Cahyono pulang ke rumahnya di Desa Walhar, Kecamatan Larangan, Brebes. Eny menanyakan pengurusan SIM tadi. Cahyono mengaku memakai uang itu untuk memperbaiki bajaj. Dan sisanya, Rp 150.000, diserahkan kepada Eny. Eny marah. Dan malamnya, saat diajak bersebadan, Eny menolak dan mengucapkan, "Lebih baik bersetubuh dengan 40 orang daripada dengan kamu." Keharmonisan rumah tangga selama empat tahun itu buyar. Eny minta cerai. Istri dan mertuanya, Dargo, ke rumah Modin Suharjo. Menurut Cahyono, Suharjo memihak pada Eny dan memberi petunjuk agar bisa bercerai: Eny harus bilang telah enam bulan tidak diberi nafkah lahir dan batin oleh Cahyono. Ongkos cerai dari Dargo diberi Rp 135.000. Berkas perceraian sudah siap. Besok pagi, Eny -- ditemani Dargo -- dan Cahyono ke Pengadilan Agama di Brebes. Ketika menanti di ruang tunggu, Cahyono mengajak Eny sarapan. Eny menolak. Hilanglah kesabaran Cahyono. Pisau yang diselipkan di balik bajunya dicabut, dan dihunjamkan ke tubuh istrinya berkali-kali. Eny tewas di ujung belati suaminya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus