Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Bocah di Bekasi Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel, Ayah Korban: Tidak Ada Jawaban yang Jelas dari RS

Orang tua korban dugaan malpraktik laporkan pihak RS Kartika Husada Bekasi ke Polda Metro Jaya.

3 Oktober 2023 | 05.30 WIB

ilustrasi konsultasi dokter (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi konsultasi dokter (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua BAD alias Alvaro, 7 tahun, anak yang diduga korban malpraktik Rumah Sakit Kartika Husada, Kota Bekasi, menyatakan belum mendapat kejelasan tentang penyebab anaknya mati batang otak usai operasi amandel. Ayah korban, Albert Francis, 38, mengatakan anaknya meninggal di rumah sakit tersebut pada Senin malam pukul 18.45.

"Tidak ada jawaban yang jelas dan pasti, istilahnya penyebab anak saya bisa sampai mati batang otak. Tidak ada penjelasan medis secara pasti, yang ada hanya dijelaskan ini adalah risiko operasi," kata Albert saat ditemui wartawan di RS Kartika Husada, Senin malam, 2 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Albert berharap kasus Alvaro tidak terulang di kemudian hari dan bisa menjadi pembelajaran bagi rumah sakit hingga para orang tua. Saat ini pihak keluarga tengah menyiapkan pemakaman Alvaro yang bakal dilaksanakan dalam 1-2 hari ke depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alvaro, yang merupakan pasien BPJS di rumah sakit tersebut ditangani oleh empat dokter sekaligus. "Ada (dokter) anestesi, THT, syaraf, dokter anak, di meja operasi dua, di meja operasi spesialis THT dan anestesi yang benar-benar bekerja di situ," ujar Albert.

Kasus itu berawal saat dua anaknya, J, 9 tahun, dan Alvaro, menjalani operasi amandel di rumah sakit tersebut. Kedua anak itu dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit tersebut, karena menderita sakit tenggorokan dan telinga, serta harus menjalani pengangkatan amandel.

Alvaro terlebih dahulu yang menjalani operasi amandel pada 19 September 2023. Adapun, J, juga menjalani operasi di hari yang sama dan kondisinya sudah pulih pascaoperasi amandel.

"Waktu operasi yang mendampingi itu istri saya, dia disodorkan form yang harus ditandatangani, entah persetujuan atau apa, karena pada saat itu kalut, jadi, langsung ditandatangani," ujar Albert.

Albert kemudian mendapat kabar dari dokter bahwa operasi yang dijalani Alvaro berjalan lancar. Beberapa saat kemudian, Alvaro tiba-tiba mengalami sulit bernapas. 

Pihak dokter, kemudian melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator kepada Alvaro. Beberapa waktu kemudian, dokter mendiagnosis bocah kelas dua SD itu mengalami mati batang otak. Alvaro lalu koma selama 13 hari hingga dinyatakan meninggal pada Senin malam. 

Atas peristiwa itu, pihak keluarga melaporkan sejumlah dokter rumah sakit tersebut ke Polda Metro Jaya pada 29 September lalu. "Laporan kami sebenarnya ada tiga UU terkait yang kami laporkan. Pertama, tentang UU Kesehatan, kedua, itu tentang UU Perlindungan Konsumen, yang ketiga itu, UU KUHP yang lama Pasal 359, 360, 361," kata kuasa hukum keluarga korban, Christmanto.

ADI WARSONO

Pilihan Editor: Bocah Diduga Korban Malpraktik RS di Bekasi Meninggal, Koma 13 Hari Setelah Menjalani Operasi Amandel

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus