Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga di sekitar pengolahan sampah berbasis Refuse Derived Fuel atau RDF Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari fasilitas tersebut. Aroma tidak sedap itu tercium dari kejauhan akibat asap dari corong pengolahan sampah itu terbawa angin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RDF Plant Jakarta sebenarnya belum resmi beroperasi. Tempat itu masih menunggu peresmian dari Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta untuk bisa berjalan selayaknya pengolahan sampah lain. Oleh karena itu, aktivitas uji coba dan pemeriksaan berlangsung untuk memastikan semua sistem dan fungsi bekerja dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, aktivitas tersebut justru memicu keluhan dari masyarakat sekitar. Berikut fakta-fakta RDF Plant Jakarta yang mengeluarkan bau tak sedap hingga ganggu masyarakat.
Bau Menyengat Muncul Sejak Awal Februari
Seorang warga kompleks Jakarta Garden City, Wahyu Andre, mengungkapkan keluhannya soal bau menyengat yang berasal dari RDF Plant Jakarta. Ia dan ratusan warga perumahan elite tersebut merasa terganggu oleh aroma dari cerobong fasilitas pengolahan sampah itu.
Menurut Wahyu, bau tersebut mulai tercium sejak awal Februari 2025. “Sejak awal Februari ini, bau menyengat terus tercium, paling sering sore hari,” ujar Wahyu, yang juga menjabat sebagai Pengurus RT 18 RW 14, Jakarta Garden City, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, saat ditemui Tempo pada Selasa, 11 Februari 2025.
Aroma Busuknya Mirip Zat Kimia
Menurut Wahyu, aroma tidak sedap itu mirip dengan bau zat kimia. “Aromanya itu kayak bau zat-zat kimia, bikin kepala saya dan warga di sini pusing kalau tercium baunya,” ucap dia.
Wahyu juga menyebutkan bahwa aroma menyengat dari asap RDF Plant Jakarta itu sudah sangat mengganggu masyarakat di kompleks Jakarta Garden City. Kepada Tempo, dia memperlihatkan pembicaraan di grup WhatsApp perumahan yang kerap menyinggung tempat pengolahan sampah, yang dianggap memicu masalah kesehatan masyarakat setempat.
Ketika Tempo menyusuri kompleks Jakarta Garden City pada sore hari, tercium aroma menyengat mirip pupuk kimia yang diduga berasal dari cerobong asap RDF Plant Jakarta. Dari pengolahan sampah itu terlihat kabut putih di udara, asalnya memang muncul dari salah satu cerobong tempat tersebut.
Pembangunan RDF Plant Disebut Tidak Libatkan Warga
Pengurus RT di perumahan elite itu menyebut bahwa pembangunan RDF Plant Jakarta tidak pernah melibatkan masyarakat sekitar, yang dipastikan terdampak langsung akibat proses pengolahan sampah di sana. Dia menilai ini tindakan yang salah karena pemerintah seharusnya tidak asal membangun dan merugikan masyarakatnya.
Wahyu juga mengatakan telah menyampaikan pelbagai keluhan ini kepada manajemen Jakarta Garden City. Namun karena RDF Plant Jakarta merupakan proyek milik pemerintah, manajemen belum bisa memberikan solusi akan permasalahan itu.
“Kami sampai sekarang tidak tahu ini. Apakah sudah sesuai dengan aspek kesehatan itu atau belum. Coba saja bayangkan, kalau ternyata asap yang keluar dari cerobong RDF Plant Jakarta itu mengandung bahan kimia berbahaya, kan yang rugi masyarakat juga,” ucap Wahyu.
RDF Plant Jakarta Janji Kebocoran Bau Tidak Terulang
Project Manager Pembangunan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi, Angga Bagus, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian bau tak sedap yang berasal dari tempat pengolahan sampah tersebut. Pada pekan lalu, Angga mengungkapkan terdapat aktivitas pra-commissioning atau proses uji dan pemeriksaan untuk memastikan semua sistem dan fungsi bekerja seperti yang diharapkan.
Dalam proses itu, dikonfirmasi sempat terjadi kebocoran bau yang dirasakan oleh warga sekitar. Menurut Angga, kebocoran ini terjadi akibat proses pengaturan (set up) unit Advanced Oxidation Process (AOP) pada deodorizer yang saat itu belum beroperasi penuh. Dia pun memastikan insiden tersebut tidak akan terulang. "Seluruh sistem pengendalian bau kini sudah disempurnakan dan siap beroperasi optimal untuk memastikan RDF Plant berjalan tanpa dampak negatif bagi masyarakat sekitar," katanya.
Alif Ilham Fajriadi | Zacharias Wuragil berkontribusi dalam penulisan artikel ini.