Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Golok cemburu ke leher Yuyu

Nasrun, warga sawah, bogor, berniat hendak membunuh tetty sulastri karena cintanya tak terbalas, namun salah sasaran. yang jadi korban: keponakan tetty, yuyu eka handayani.

20 Juni 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LARUT menggigit. Kentongan peronda malam baru dipukul sekali. Berbarengan dengan hilangnya gaung itu, bergeraklah sesosok bayangan. Sambil mengendap masuk kamar, goloknya diancang. Tangan kirinya yang kasar mencari rambut sasaran. Tangan kanannya menempelkan ujung golok, pas di batang leher. "Kres..." Dan ini bukan sebuah adegan film Ninja. Tapi, inilah Nasrun dalam usaha membunuh mangsanya. Suasana yang gelap itu kemudian dipecah suara ribut dan jerit wanita. Dengan cepat, sosok tadi berkelebat keluar. Ia warga Desa Sawah, Kecamatan Semplak, Kabupaten Bogor, Ja-Bar, yang malam itu juga ditangkap Siskamling. Pembunuhan pada Selasa pekan lalu itu telah salah sasaran. Korbannya adalah Yuyu Eka Handayani 17 tahun. Nasrun sebenarnya hendak mengarahkan goloknya pada leher Tetty Sulastri. Cewek ini bibi Yuyu yang di malam itu tidur seranjang bersama kemenakannya yang nahas itu. Nasrun tiba di Kota Bogor tanpa saudara. "Untung, ada Pak Suparmin. Ia mau mengajak saya tinggal di rumahnya," kata Nasrun. Setelah setahun menyatu dengan keluarga ABRI ini, sekitar empat bulan lalu dia pindah ke rumah mertua Suparmin, atau ayah Tetty. Di tempat baru ini, diam-diam Nasrun jatuh hati pada Tetty, 15 tahun. "Saya benar-benar mencintai Tetty. Dan saya bertekad untuk menjadikan dia sebagai istri," kata anak muda dari Sulawesi Tengah dan jebolan SMA ini. Namun, Tetty dan orangtuanya sama sekali tak memberikan tanggapan. "Malah dia suka menghina saya," kilahnya. "Penghinaan itu memang tak ada obatnya, selain Tetty harus jadi milik saya," ujarnya lagi. Ketika Tetty didatangi Cecep Sahroni, teman sekolah sang gadis, dia tak kuasa menahan cemburunya. Nasrun putus asa, lalu lari ke dukun agar Tetty lengket ke dia, dan pisah dengan si Cecep. Seminggu sebelum Lebaran, Tetty jatuh sakit. Dugaan pemuda yang sedang kasmaran ini: pasti sakit Tetty karena jampi-jampi Pak Dukun. Tapi keadaan malah berbalik. Ketika Tetty sakit, malah Cecep sering datang merawat, kadang-kadang sambil mengusap-usap kepalanya. Rupanya, keluarga Tetty sudah mencium ulah Nasrun. Secara tak sengaja, ketika Narun sedang duduk di kamar, terdengar omongan keluarga Tetty. Mereka membiarakan sepak terjangnya terhadap Cecep. "Hati saya semakin panas, dan ketika itu timbul niat untuk membunuh Tetty," kata pemuda 23 tahun itu. Malam itu, Yuyu yang baru naik kelas II SMP, tak tidur sendirian. Selain dia, diranjang itu ada Tetty dan adiknya Ciptanti, 9 tahun. "Karena dalam kamar gelap, saya hanya ingat saja ciri Tetty yang berambut pendek. Lalu saya raba-raba rambutnya. Kalau badannya, takut mereka terbangun," tutur Nasrun Dia lupa bahwa Yuyu dan Tetty sama-sama berambut pendek. Suparmin, seperti mimpi, terbangun mendengar jeritan dari kamar putrinya. "Saya kaget melihat Yuyu keluar sempoyongan. Ia memegangi lehernya yang berlumuran darah. Sekitar dua menit kemudian, ia meninggal di pangkuan saya," kata bapak lima anak itu. "Benar benar biadab," ujarnya setelah ia tahu pembunuh anaknya adalah Nasrun pemuda yang pernah ditolongnya. Modus pembunuhan memang karena rasa cemburu. "Nasrun nekat karena cintanya ditolak Tetty. Apalagi melihat Tetty banyak teman prianya," kata Suhaeri, Kasatserse Polres Bogor. Sekarang Nasrun masih dalam pemeriksaan. Gatot Triyanto, Laporan Aji Abdul Gofar (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus