Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri menghentikan penyelidikan dugaan kebocoran data data kependudukan melalui aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Siber Polri terhadap Kementerian Kesehatan dan mitra bahwa tidak ditemukan upaya pengambilan data pada server e-HAC," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono saat dihubungi pada Selasa, 7 September 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Anas Mas'ruf sudah menegaskan data masyarakat yang ada di sistem e-HAC tidak bocor.
"Kemenkes memastikan bahwa data masyarakat yang ada dalam eHAC tidak bocor dan dalam perlindungan. Data masyarakat yang ada di dalam eHAC tidak mengalir ke platform mitra," kata Anas dalam konferensi pers daring, Rabu, 1 September 2021.
Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiyawan mengatakan yang terjadi bukan kebocoran data. Laporan adanya kerentanan sistem dari VPN Mentor adalah bagian dari proses trade information sharing. Dalam proses itu, pihak-pihak yang mempunyai peduli terhadap keamanan siber biasa saling bertukar informasi.
"Alhamdulillah, kami mendapat informasi yang sangat baik dari teman-teman di VPN Mentor dan kemudian kita bisa memverifikasi dan ternyata teman-teman di Kemenkes bisa menindaklajuti terhadap informasi kerentanan tersebut," kata Anton.
ANDITA RAHMA | EGY ADYATAMA
Baca: Kronologi Kebocoran Data Pengguna Aplikasi eHAC hingga Akhirnya Dinonaktifkan
Catatan Koreksi:
berita ini telah pengeditan pada bagian judul pada Selasa 7 September 2021 pukul 15.59 karena ada kesalahan tulis