Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Komisioner Komnas HAM Muhammad Choirul Anam buka suara soal alasannya mengikuti seleksi calon Kompolnas periode 2024-2028. Anam mengatakan keinginan ikut seleksi ini bukan untuk mencari pekerjaan, melainkan untuk mendorong tata kelola kepolisian yang baik supaya nantinya tidak ada lagi tagar #NoViralNoJustice.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tantangan terbesar kepolisian adalah bagaimana menjadikan teman-teman kepolisian menjadi profesional," ucap Anam di depan Magzi Ballroom di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa, 30 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anam menjelaskan tugas yang diberikan panitia seleksi calon anggota Kompolnas. Peserta diminta memilih satu dari tiga topik yang disediakan panitia. Anam memilih menulis gagasan soal akuntabilitas.
"Topik pertama bagaimana mewujudkan kepolisian dengan sarana pra-sarana, terus bagaimana menciptakan profesionalitas polisi yang profesional dan mandiri, yang ketiga adalah bagaimana merespons soal-soal keluhan masyarakat," ujar Anam.
Alasan Anam memilih topik soal akuntabilitas adalah topik itu bisa mencakup ketiga topik yang diberikan panitia seleksi (pansel). Anam mencontohkan saat masih menjabat Komisioner Komnas HAM, dia berkomunikasi dengan Kompolnas, masyarakat, dan kepolisian untuk membahas cara mencegah penyiksaan.
"Di zaman Pak Badrodin Haiti (eks Kapolri) itu dulu ada zero tolerance soal penyiksaan, tapi itu ternyata tidak bisa berjalan maksimal gara-gara fasilitas sarana prasarananya gak menyebar ke seluruh Polres," kata dia.
Menurut dia, akuntabilitas itu tidak hanya soal pertanggungjawaban, tapi soal pelibatan masyarakat, selain itu akuntabilitas juga diukur dengan tersedianya sarana atau pra-sarananya. "Jadi saya gedenya ngomong soal akuntabilitas," katanya.
Anam juga berjanji di depan awak wartawan, jika terpilih pada periode ini dia tidak akan ikut lagi dalam seleksi Kompolnas pada periode berikutnya. Sama halnya ketika Anam lepas tugas menjadi Komisioner Komnas HAM, dia tidak maju lagi untuk periode selanjutnya.
Selain Anam, Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia Fonda Tangguh juga ikuti seleksi Komplonas. Fonda memilih topik nomor tiga soal strategi dalam mengelola saran dan masukan dari masyarakat untuk kemajuan kepolisian.
Fonda ingin memperkenalkan Kompolnas ke semua lapisan masyarakat, karena saat ini banyak masyarakat yang belum mengenal lembaga itu. "Makanya hari ini saya ikut tes, saya ikut mendaftar sebagai anggota Kompolnas supaya bisa ikut di dalam suatu lembaga ini, untuk bisa menyampaikan saran-saran dari masyarakat kepada Presiden," kata Fonda.
Sebanyak 101 calon anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) periode 2024-2028 mengikuti seleksi tes tertulis pada Selasa pagi di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan. Menurut panitia pendaftaran, dari 107 orang yang lolos administrasi, hanya 101 orang yang mengikuti tes tertulis.
Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Kompolnas Hermawan Sulistyo mengatakan dalam mengerjakan tes tertulis itu panitia memberi waktu tiga jam kepada peserta dan pada saat itu peserta harus menuangkan visi tentang Kompolnas dan Polri
“Mereka menuangkan visi, tentang Kompolnas dan Polri sesuai dengan jangka waktu masa pengabdian mereka, Kompolnas ini akan bertugas dari tahun 2024-2028,” kata Hermawan.
MOCHAMAD FIRLY FAJRIAN
Pilihan Editor: Profil Alwin Basri, Suami Wali Kota Semarang yang Terima SPDP Sebagai Tersangka