Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Imam Masykur Tewas Dianiaya Anggota Paspampres, Kembali Menggores Luka Masyarakat Aceh

Kasus Imam Masykur yang tewas dianiaya anggota Paspampres dan dua personel TNI lainnya telah kembali menggores luka masyarakat Aceh.

5 September 2023 | 20.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tiga oknum anggota TNI yang diduga terlibat penculikan dan penganiayaan terhadap Imam Masykur. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara keluarga Imam Masykur, korban tewas penganiayaanoleh seorang anggota Paspampres dan dua TNI meminta Presiden Jokowi, Panglima TNI Yudo Margono dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan keadilan kepada korban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengacara Putra Safriza menjelaskan kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Imam Masykur ini seperti kembali menggores luka yang sudah diupakan orang Aceh. Pasalnya, wilayah tempat tinggal Imam berada di bekas basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dengan adanya kejadian seperti ini, masyarakat Aceh kembali tergores terhadap luka-luka yang sudah dilupakan, 32 tahun Aceh dalam konflik, jadi, penyiksaan, jandanya ibu-ibu, anak yatim piatu, itu masih banyak ditemukan di Aceh bekas konflik," ucap Putra saat konferensi pers bersama Hotman Paris Hutapea di Kelapa Gading Permai pada Selasa, 5 September 2023. 

Ia menyebutkan, meskipun keluarga sudah menerima kehilangan Masykur dan persoalan penyiksaannya. Berhadapan dengan pelaku penganiayaan yang merupakan TNI, Putra sebut, hal inilah yang kembali menggores luka masyarakat. 

Ia mengatakan beberapa waktu lalu ada yang membentakan spanduk bertuliskan 'Jangan Sampai Kami Angkat Senjata Lagi'.

Kronologi Kejadian

Putra menjelaskan kembali kronologi kejadian penganiayaan oleh anggota Paspampres dan dua anggota TNI lain yang menyebabkan tewasnya Imam Masykur pada Sabtu, 12 Agustus 2023.

Menurut keterangan saksi di lokasi, dari awal sudah ada penyiksaan dan pengambilan paksa, hal ini dikarenakan Masykur sudah mengetahui tersangka adalah perampok dan bukan polisi meskipun memakai seragam.

Masykur disebutkan sempat melawan, bahkan sampai terjadi baku hantam dengan salah satu pelaku, setelah itu dua rekan pelaku turun dari mobil, kemudian berhasil menangkap korban.

Putra juga kembali menceritakan soal korban yang menelpon Fauziyah, Ibu korban menggunakan hp pribadi dan meminta tebusan sebesar 50 juta.

"Ada juga video WA yang disampaikan ke adiknya, coba bayangin mereka bisa ngerekam sampai ngirim ke keluarga, bajingan gak pelaku ini," kata dia.

Lalu Fauziyah berkata akan mencari uang tersebut dan memohon agar anaknya tidak lagi dipukul, walaupun kebingungan harus mencari uang sebesar itu dimana dalam dua jam, sang ibu tetap berusaha mencari uang.

Setelah itu, Fauziyah disebut kehilangan kontak dengan Imam Masykur dan berangkat ke Jakarta untuk mencari keberadaan anak keduanya tersebut, yang beberapa hari kemudian Jasadnya akhirnya ditemukan.

NUR KHASANAH APRILIANI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus