Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Soeharto tercatat sebagai presiden terlama dalam sepanjang sejarah Republik Indonesia, yakni 32 tahun terhitung dari 1967-1998. Selama masa kepemimpinannya, Soeharto menjadikan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai kendaraan politik untuk melanggengkan kekuasaannya. Ini dilakukan dengan menggalang mayoritas suara dalam pemilihan umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulanya, Golkar lahir sebagai gagasan ‘anti-partai’, namun faktanya menjadi sebuah partai yang eksis hingga saat ini. Menurut sejarawan David Reeve dalam bukunya “Golkar: Sejarah yang Hilang, Akar Pemikiran dan Dinamika”, hal itu menandai hilangnya gagasan Soekarno pada 1967. Alih-alih mewakili golongan petani, buruh, dan sebagainya, Golkar disebutnya menjadi partai penguasa dan mesin patronase.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada masa Orde Baru, Golkar bertransformasi menjadi tulang punggung rezim militer untuk melumpuhkan kekuatan Partai Komunis Indonesia. Selain itu, Golkar juga turut andil dalam mengantarkan Soeharto berkuasa selama 32 tahun. Kemenangan Golkar diperoleh melalui proses yang cukup panjang, dengan strategi-strategi politik.
Setidaknya ada tiga strategi politik utama yang digunakan Golkar, yakni:
1. Strategi Jalur ABRI
Jalur ABRI ditempuh melalui strategi dwifungsi ABRI yang memiliki peran ganda, yakni pertahanan keamanan dan sosial-politik. Mengutip buku Soeharto: Biografi Singkat 1921-2008, peran ganda ini hasil dari perluasan konsep “jalan tengah” yang dicetuskan Jenderal Nasution. Peran ini kemudian menguntungkan bagi Golkar dan militer karena seluruh elit politiknya dijabat oleh Aparat TNI-AD. Lalu kompak mendukung kekuasaan Soeharto.
2. Strategi Jalur Birokrasi
Strategi Golkar dalam aspek birokrasi ditempuh melalui Peraturan Monoloyalitas PNS. Isi dari peraturan ini tentang kebijakan bagi PNS untuk menyalurkan aspirasi politiknya ke Sekber Golkar. Wadah ini lalu dimanfaatkan Golkar untuk menghimpun dan memobilisasi dukungan suara bagi Golar saat pemungutan suara demi memenangkan pemilu.
3. Strategi Isu Politik Golkar
Pada masa pemerintahan Orde Baru, Golkar kerap menggunakan pembangunan nasional sebagai isu politiknya. Tak terkecuali saat pemilu, Golkar lebih menonjolkan dalam bidang pembangunan, meliputi kestabilan politik dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Strategi ini cukup ampuh dalam merayu simpati rakyat demi memenangkan pemilu hingga melanggengkan Soeharto dari kursi kepemimpinannya.
HARIS SETYAWAN