Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Johan Budi Sapto Pribowo mengatakan tidak pernah menerima pesan dari mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman ihwal penghentian proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR Harun Masiku. "Saya tidak pernah menerima pesan apa pun soal itu," kata Johan pada Jumat, 18 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nama Johan Budi disebut oleh mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan dalam sidang dugaan suap yang menjerat Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Penyebutan nama Johan Budi muncul saat Wahyu menjelaskan banyaknya pihak yang mendekatinya untuk meloloskan Harun Masiku, yang merupakan kader PDIP, lewat skema pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Wahyu mengaku sudah menyampaikan kepada eks kader PDIP Saeful Bahri, advokat Donny Tri Istiqomah, serta mantan Komisioner Bawaslu Agustiani Tio Fridelina bahwa PAW Harun tidak bisa diproses karena perolehan suaranya tidak memenuhi syarat. Namun, permintaan tetap datang dari pihak PDIP.
Karena tidak memiliki akses langsung ke Harun, Wahyu meminta tolong kepada Ketua KPU saat itu, Arief Budiman, untuk menyampaikan pesannya ke Johan Budi agar proses PAW tersebut dihentikan. "Karena saya belum pernah ketemu Harun Masiku dan tidak punya kontak, saya sampaikan kepada Ketua; 'Mas, minta tolong sampaikan ke Pak Johan'," ujar Wahyu. "Kenapa Pak Johan? Karena PDIP."
Wahyu tidak merinci lebih lanjut peran Johan Budi dalam perkara ini. Ia juga tidak menjelaskan apakah pesan tersebut akhirnya diteruskan atau tidak.
Sementara itu, Johan juga menegaskan bahwa bukan hanya dari mantan Ketua KPU Arief Budiman, ia tidak menerima pesan dari siapa pun terkait hal tersebut. Ia menilai, sebagai bukan pengurus partai. "Saya bukan pengurus dan tidak punya kapasitas ikut campur urusan partai," ujar dia.