Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Kalimantan Selatan Inspektur Jenderal Rosyanto Yudha Hermawan, membantah tudingan soal perayaan ulang tahunnya yang disebut berlebihan. Klarifikasi itu disampaikan melalui Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda) Polda Kalsel kepada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisioner Kompolnas, Yusuf Warsyim, menyampaikan bahwa perayaan yang digelar Kapolda Kalsel tersebut masih dalam batas wajar. “Ada santunan anak yatim serta pertemuan dengan tokoh masyarakat dan agama untuk membangun sinergi dan kolaborasi Polda,” ujar Yusuf kepada Tempo saat dikonfirmasi, Selasa, 4 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain pemberian santunan, acara tersebut juga diisi dengan seremoni penghargaan bagi polisi berprestasi. Sejumlah pemuka agama turut hadir, termasuk Guru Adam, Guru Ahmad, Guru Taufik, Guru Burhan, dan Habib Zulkifli. Sejumlah dosen juga hadir dan memberikan cinderamata berupa foto ulama karismatik Kalimantan Selatan, Syekh Arsyad Al-Banjar. “Soal ini masih dalam tahap pendalaman lebih lanjut,” kata Yusuf.
Kompolnas, lanjut Yusuf, sementara masih mendalami informasi dan komentar dari netizen yang berkembang di media sosial mengenai flexing oleh yang diduga anak Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto.
"Karena dalam klarifikasi yang kami terima, anak Kapolda dijelaskan sudah di luar tanggungan orang tua alias sudah mandiri."
Sorotan terhadap gaya hidup mewah pejabat Polri kembali mencuat setelah viralnya unggahan perayaan ulang tahun ke-55 Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan. Acara yang disebut sebagai syukuran dan doa bersama menjelang Ramadan itu mendapat kritik setelah beredar foto-foto yang menunjukkan kemewahan dalam perayaan tersebut di tengah pemangkasan anggaran.
Publik pun mulai memantau akun @ghazyysuck3r yang diduga milik anak Kapolda Kalsel yang kerap memamerkan kekayaan alias flexing di media sosial. “Bangun lah coba liatin ini sampai rekening anaknya bisa transfer 1M + naik jet,” tulis netizen lain @spacepi***** yang menandai akun-akun pejabat terkait, termasuk @DivHumas_Polri dan @ListyoSigitP.
Hal ini memicu perdebatan soal implementasi reformasi kultural di tubuh Polri yang digaungkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, termasuk seruan untuk hidup sederhana. Kompolnas berharap kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh anggota Polri untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
Menanggapi kritik tersebut, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri menyatakan bahwa mereka mengapresiasi pengawasan dari masyarakat terhadap kinerja kepolisian. “Kami sangat mengapresiasi upaya masyarakat untuk berperan aktif dalam mengawasi dan memberikan perhatian terhadap kinerja Polri,” tulis Divpropam melalui akun media sosial resminya Kamis, 27 Februari 2025.
Propam juga mengklaim bahwa evaluasi dan perbaikan akan terus dilakukan untuk memastikan anggotanya tetap berada di jalur yang benar. “Kami tidak hanya bekerja untuk masyarakat, tetapi juga bersama masyarakat!” tulis Divpropam dalam pernyataannya.