Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kesaksian Ketua RT Saat Pertama Kali Sandy Permana Ditemukan Luka-luka Bersimbah Darah

Sandy Permana tewas setelah mengalami luka tusuk. Pemeran dalam sinetron Mak Lampir masih sempat mencari pertolongan ke rumah tetangga.

15 Januari 2025 | 07.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rumah terduga pelaku yang membunuh Sandy Permana, inisial N atau yang biasa disapa G, di Perumahan Cibarusah Jaya, Cikarang, Kabupaten Bekasi, 14 Januari 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Rukun Tetangga (RT) 005 Perumahan Cibarusah, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sudarmaji (52 tahun) menjelaskan saat pertama kali mendapat informasi aktor Sandy Permana ditemukan tewas bersimbah darah pada Ahad, 12 Januari 2025 di Perumahan Cibarusah, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudarmaji menyampaikan, pada hari kejadian, cuaca mendung, dan dia yang setiap Ahad  biasa keluar untuk olahraga, pada hari itu memilih untuk tetap di rumah. Sampai akhirnya sekitar satu setengah jam, ada seorang warga yang mendatangi rumahnya dan menyampaikan jika Sandy Permana telah meninggal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Lalu seorang warga itu menceritakan bahwa meninggalnya dengan cara ditusuk," ujarnya saat ditemui Tempo di balai pendopo Cibarusah atau di depan rumah terduga pelaku, pada Selasa, 14 Januari 2025. 

Setelah mengetahui laporan tersebut, Sudarmaji langsung bergegas menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan masih melihat sepeda listrik, sendal yang berhamburan di TKP, dan masih terdapat juga genangan darah.

"Jadi dari arah TKP sampai kemudian kita telusuri ada darah yang berceceran sejauh hampir 100 meter," jelas dia. Namun, dia mengaku tidak menemukan pisau di area TKP. "Pisaunya sampai sekarang belum ditemukan," tambahnya. 

Menurut penjelasan Sudarmaji, Sandy Permana diduga mencari pertolongan dan terpikirkan rumah seorang perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit di Cikarang. "Tapi ternyata orang yang dituju itu tidak ada di tempat," tutur Sudarmaji.

Setelah itu, istri dari Sandy melihat suaminya tergeletak di depan rumah perawat tersebut dan bertanya 'Ngapain tiduran di situ?' sebab dia tidak melihat darah di tubuh Sandy. "Korban sempat berdiri lagi dan meminta pertolongan, sampai akhirnya kaget di situ semua, ternyata sudah banyak lubah, sudah banyak tusukan di badannya dia, dari mulai badan sampai leher dan kepalanya," kata Sudarmaji yang menceritakan keterangan yang dia peroleh dari Ade Andriani, istri dari Sandy Permana. 

Melihat Sandy Permana sudah bersimbah darah, kata Sudarmaji, ada dua orang warga yang langsung berinisiatif membawanya ke Rumah Sakit Harapan Mulia Cibarusah, namun rumah sakit tersebut memiliki keterbatasan alat hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi. "Sampai akhirnya di rumah sakit itu dinyatakan meninggal dunia," tuturnya. 

Sudarmaji mengatakan, ada seorang wanita yang melihat langsung peristiwa terduga pelaku inisial N menusuk Sandy. "Kebetulan yang melihat itu salah satu warga di RT sebelah ya, bukan warga saya. Dia lagi melintas jalan itu, dan dari kejauhan melihat kejadian itu. Dia langsung teriak-teriak. Sudah diminta keterangan juga oleh pihak kepolisian," kata dia. 

Advist Khoirunikmah

Advist Khoirunikmah

Bergabung di Tempo sejak November 2023. Alumni Bakrie University dan Politeknik Negeri Bandung. Mengawal isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus