Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri melaporkan adanya peningkatan arus mudik Lebaran 2025 sejak H-10 Idulfitri 1446 Hijriah, tepatnya pada Jumat, 21 Maret 2025. Lonjakan ini terlihat dari meningkatnya jumlah kendaraan yang melintas menuju jalur Trans Jawa dan Trans Sumatra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antara, Kepala Korlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menjelaskan percepatan arus mudik ini dipengaruhi oleh kebijakan bekerja di mana saja atau work from anywhere (WFA) yang diterapkan bagi aparatur sipil negara (ASN) serta pegawai BUMN mulai Senin, 24 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah (Menko Infra), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa kebijakan WFA ini diterapkan sebagai langkah untuk mengurangi kepadatan lalu lintas selama periode mudik Idulfitri 1446 Hijriah. “Kami tahu Idulfitri nanti juga berhimpitan dengan Hari Raya Nyepi, Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi untuk mengurai kemacetan yang berlebihan,” kata AHY dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu, 1 Maret 2025.
Dapat Kurangi Kepadatan saat Puncak Arus Mudik
Kakorlantas Irjen Agus Suryonugroho menyatakan bahwa peningkatan arus kendaraan yang terjadi lebih awal ini dapat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas saat puncak arus mudik, yang diperkirakan akan terjadi pada 28–29 Maret 2025.
"Bagus sekali pemerintah mengambil kebijakan cepat terkait work from anywhere. Jadi H-10, lalu lintasnya sudah kelihatan naik,” ucap Agus, dalam keterangannya Senin, 24 Maret 2024, seperti dikutip Antara.
Agus juga mengungkapkan data dari Jasa Marga yang menunjukkan bahwa pada H-10 Idulfitri 2024, jumlah kendaraan yang melintasi Trans Jawa mencapai 115 ribu. Sementara itu, pada tahun ini, jumlah kendaraan yang melewati jalur yang sama di periode yang sama telah meningkat menjadi 158 ribu, mengalami kenaikan sebesar 37,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Sama dengan yang ke Sumatera. Melalui Bakauheni itu juga ada kenaikan pada H-10. Kenaikannya 15,7 persen. Lalu, H-9 itu 82 persen. Artinya, kebijakan WFA ini adalah sangat tepat,” ujar dia.
Selain itu, dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2025, Korlantas Polri juga menerapkan larangan melintas bagi kendaraan dengan sumbu tiga guna memperlancar arus mudik. Agus menegaskan bahwa jika terjadi kepadatan menjelang puncak arus mudik, pihaknya telah menyiapkan strategi rekayasa lalu lintas seperti sistem satu arah (one way) dan contra flow.
“Artinya bahwa negara pemerintah bersama, kementerian/lembaga, stakeholder yang memiliki fungsi kolaborasi, sudah kami lakukan. Semoga mudik tahun ini adalah mudik yang aman, keluarga nyaman, dan selamat sampai tujuan,” kata dia.
Strategi Korlantas Polri dalam Pengamanan Mudik
Melansir dari Tribratanews, Kakorlantas Polri bersama Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur serta Direktur Utama PT Jasa Raharja, Wivan A. Purwanto, sebelumnya melepas Tim Mudik Gesit Kompas Group pada Jumat, 21 Maret 2025. Tim ini bertugas untuk memantau kondisi lalu lintas di berbagai titik jalur mudik.
Kakorlantas mengungkapkan salah satu langkah strategis dalam pengamanan arus mudik adalah pengelolaan lalu lintas di rest area. Dia menjelaskan bahwa jika kapasitas rest area sudah penuh, akan diterapkan sistem buka-tutup guna mencegah kepadatan serta menjaga kelancaran arus kendaraan. Selain itu, telah dibuat kesepakatan (MoU) antara kepolisian dan pengelola rest area untuk memastikan pengaturan yang lebih efektif.
"Jika rest area sudah penuh, kita akan tutup dan luruskan kendaraan ke jalur arteri. Jadi, pengunjung tidak perlu dipaksakan masuk," ucap Kakorlantas Polri.
Antara dan Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Teror Kepala Babi dan Tikus yang Terpenggal