Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Lettu Eko Bunuh Diri Terlilit Utang Rp 819 Juta, Ini Sederet Kasus Anggota TNI dan Polri yang Disebut Bunuh Diri

Anggota TNI AL Lettu Eko Damara disebut bunuh diri karena terlilit utang hampir 1 M. Ini kasus anggota TNI dan Polri yang disebut bunuh diri.

23 Mei 2024 | 10.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Belum tuntas kasus bunuh diri Brigadir Ali Tomi, terjadi anggota TNI AL Lettu Eko Damara disebut lakukan bunuh diri di Yahukimo, Papua Pegunungan, beberapa waktu lalu, disebut terlilit utang hingga Rp 819 juta. Persoalan itu diduga pemicu Eko bunuh diri pada 27 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebelumnya (almarhum) banyak googling masalah judi online, download aplikasi judi online. Jadi nyambung kenapa yang bersangkutan bunuh diri," kata Mayjend TNI Mar Endi Supardi di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat pada Senin, 20 Mei 2024.

Berikut beberapa kasus anggota TNI dan Polri yang kedapatan bunuh diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lettu Eko Damara

Baru-baru ini, berita duka menyelimuti institusi TNI dan Polri. Kasus bunuh diri yang melibatkan beberapa anggotanya menjadi sorotan dan keprihatinan publik. Tragedi ini tak hanya merenggut nyawa, tapi juga memicu pertanyaan mendalam tentang kesehatan mental para penjaga keamanan negara.

Salah satu kasus yang menggemparkan adalah bunuh diri Lettu Eko Damara, anggota TNI AL yang bertugas di Yahukimo, Papua Pegunungan. Dugaan kuat menyebutkan bahwa ia mengakhiri hidupnya karena terlilit utang hingga Rp 819 juta.

Mengutip dari tni.mil.id dapat disimpulkan bahwa Lettu Laut (K) dr. Eko Damara meninggal karena bunuh diri. Kesimpulan ini diperkuat oleh bukti-bukti dari investigasi dan kesaksian yang dihadirkan dalam konferensi pers virtual langsung dari Yahukimo, Papua Pegunungan.

Dankormar menyampaikan bahwa hasil investigasi menunjukkan Lettu Laut (K) dr. Eko Damara menembak dirinya sendiri dengan Senjata SS2 Varian 1 dalam posisi duduk, bersandar pada dinding, dengan kaki lurus ke depan.

Dipastikan bahwa Lettu Laut (K) dr. Eko Damara melakukan bunuh diri menggunakan senjata SS2-V1, dengan tangan kanan memegang pistol grip, tangan kiri memegang lade senjata, dan ujung laras menempel pada pelipis kanan. Ia menembak dirinya dengan menarik picu senjata menggunakan ibu jari tangan kanan. Hentakan tembakan menyebabkan kepala terempas ke kiri, dan peluru menembus dari pelipis kanan ke bagian atas tempurung kepala sebelah kiri.

Diakhir keterangannya Komandan Korps Baret Ungu mengajak untuk mendoakan Lettu Laut (K) dr. Eko Damara. "Semoga Almarhum diampuni segala dosa-dosanya oleh Allah SWT, Kita yakin dan percaya Tuhan adalah Maha Pemaaf, pemaafnya Tuhan lebih besar dari dosa yang kita perbuat." kata Komandan Korps Marinir.

Brigadir Ridhal Ali Tomi

Kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, yang dikenal sebagai Brigadir RA, menjadi sebuah misteri setelah ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala. Brigadir RA ditemukan di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, pada Kamis, 25 April 2024. Keluarga dan teman-temannya tidak percaya bahwa sosok periang tersebut meninggal karena bunuh diri.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Bintoro, menjelaskan bahwa Brigadir RA mengalami luka tembak di pelipis kanan yang menembus ke kiri, hingga menembus atap mobil. Dugaan sementara dari polisi adalah bahwa Brigadir RA tidak ditembak oleh orang lain.

“Dari keterangan saksi, barang bukti, serta digital forensik yang didapatkan, kami menyimpulkan dugaan sementara yang bersangkutan melakukan bunuh diri,” kata Bintoro setelah polisi melakukan olah TKP dan memeriksa 13 saksi serta kamera pengintai (CCTV) untuk mengetahui kronologi kejadian

Praka Yudha

Praka Yudha Prihartanto, seorang prajurit Paskhas TNI AU, ditemukan tewas di baraknya pada 11 Mei 2017. Kematiannya yang tragis meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan memicu spekulasi di masyarakat.

Hingga kini, penyebab pasti kematian Praka Yudha masih menjadi misteri. Versi awal menyebutkan bahwa ia bunuh diri dengan menusuk lehernya sendiri. Namun, banyak pihak yang meragukan hal ini, terutama setelah munculnya foto-foto jenazah Praka Yudha yang menunjukkan luka-luka memar di tubuhnya.

Keluarga Praka Yudha dan beberapa saksi mata menduga bahwa ia menjadi korban penganiayaan oleh seniornya. Dugaan ini diperkuat dengan adanya pengakuan dari salah satu perwira Paskhas yang terlibat dalam kasus ini. 

Kasus kematian Praka Yudha ditangani oleh Polisi Militer Angkatan Udara (POMAU). Namun, hingga saat ini, POMAU belum mengeluarkan hasil penyelidikan resmi. Hal ini membuat keluarga Praka Yudha merasa kecewa dan frustrasi.

ANANDA RIDHO SULISTYA  | HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Catatan Redaksi:

Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:

Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.

Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.

Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus