Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Lima Fakta Bajak Laut yang Beraksi di Teluk Jakarta

Direktorat Polairud Polda Metro Jaya baru saja menangkap 4 orang sindikat bajak laut yang beraksi di Teluk Jakarta pada Ahad dini hari

23 Juli 2020 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Personel Polairud beraktivitas di atas kapl KP Wibisana saat peresmian armada baru Polairud dalam peringatan HUT ke-68 Polairud di Makopolair Baharkam Mabes Polri, Tanjung Priok, Jakarta, Senin 3 Desember 2018. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Polairud Polda Metro Jaya baru saja menangkap 4 orang sindikat bajak laut yang beraksi di Teluk Jakarta pada Ahad dini hari, 19 Juli 2020. Kelompok bajak laut ini sangat meresahkan nelayan karena kerap menjadi korban perompakan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut ini merupakan 5 fakta mengenai kasus bajak laut di Teluk Jakarta. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Membekali diri dengan senjata api 

Kelompok bajak laut yang terdiri dari 4 orang, Bastiar (22 tahun), Baharudin (36), Arnis Supriyadi (30), dan Udin (42), membekali diri mereka dengan senjata api rakitan. Oleh karena itu, polisi yang berusaha menangkap mereka sempat kesulitan karena mewaspadai senjata tersebut.  

"Mereka mengancam korbannya dengan senpi dan sajam yang ada," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus di markas Ditpolairud Polda Metro Jaya, Jakarta Utara, Senin, 20 Juli 2020.

 

2. Sudah mengantongi keuntungan hingga Rp 3 miliar 

Kelompok bajak laut Teluk Jakarta sudah melakukan aksi perompakkan terhadap kapal nelayan sejak 3 tahun yang lalu. Dari hasil perompakkan tersebut, komplotan itu telah meraup keuntungan hingga miliaran rupiah. 

"Sasaran perompakkan mereka adalah nelayan dan kerugian yang didapati kalau kami hitung semua hampir Rp10 miliar," ujar Yusri. 

Selama 3 tahun beraksi, komplotan bajak laut ini cukup rutin melakukan perompakan. Dalam seminggu, kata Yusri, mereka bisa merompak sebanyak 1 sampai 2 kali. 

 

3. Dikendalikan oleh seorang bos besar 

Dalam menekuni pekerjaan sengaja bajak laut, komplotan ini dikendalikan oleh seseorang. Bahkan, komplotan ini hanya 1 dari 4 kelompok bajak laut yang dikendalikan oleh orang yang sama. 

"Mereka terorganisir dan ada yang biayai mereka," ujar Yusir. 

Sampai saat ini, Yusri mengatakan satu pimpinan mereka masih diburu oleh polisi. Jaringan ini juga terbagi dalam empat kelompok yang berbeda.

"Mereka terorganisir dan ada yang biayai mereka. Mudah-mudahan segera kami bisa tangkap," kata Yusri. 

 

4. Merompak hingga ke perairan Kalimantan 

Tak cuma beroperasi di Teluk Jakarta, komplotan ini juga beraksi hingga ke perairan Kalimantan. Sebelum melakukan aksi pembajakan kapal nelayan, komplotan itu terlebih dahulu memetakan wilayah lalu lalang kapal calon korban. 

Saat nelayan pulang melaut, mereka akan mencegat kapal nelayan di tengah laut dengan kapal kayu dan merampok seluruh hasil tangkapan nelayan beserta harta benda lainnya. Aksi mereka baru terhenti setelah diringkus polisi di perairan Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, Ahad dini hari lalu.  

5. Nekat ingin menabrak perahu polisi saat ditangkap 

Direktur Polairud Kombes Edfrie R. Maith menceritakan penangkapan komplotan tersebut dipenuhi ketegangan, sebab para perompak itu mempersenjatai diri dengan senjata api sehingga polisi harus berhati-hati. 

Selain itu, para perompak yang menggunakan perahu motor tanpa nama itu melawan saat ditangkap. Mereka nekat ingin menabrakkan perahunya ke perahu polisi saat digrebek. 

"Pada saat anggota menemukan kapal tersebut, mereka berusaha lari dan menabrakkan kapal mereka ke kapal anggota," ujar Edfrie saat dihubungi Tempo, Selasa, 21 Juli 2020. 

 

Melihat aksi perlawanan tersebut, polisi melepaskan beberapa tembakan peringatan ke udara dan ke air. Mereka memerintahkan para perompak yang berjumlah 4 orang itu untuk tiarap di dalam kapal.  

"Kamu tiarap! Kamu tiarap!" teriak polisi dalam video penangkapan yang dikirimkan oleh Edfrie.  

Belasan tembakan peringatan itu sukses membuat nyali para perompak ciut. Mereka akhirnya menyerahkan diri tanpa perlawanan. 

 

M JULNIS FIRMANSYAH 

 

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus