Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEPERTI menginjak kerikil dalam sepatu, kecil tapi sangat mengganggu. Begitulah yang dialami Bank Danamon saat ini. Bank yang 99,7 persen sahamnya kini dimiliki pemerintah itu pekan lalu menghadapi "kerikil tajam" berupa petisi pailit (kebangkrutan) dari Bank Indonesian Finance and Investment Company (IFI). Ironisnya, ancaman bangkrut itu cuma gara-gara warisan utang US$ 12,2 juta yang beralih ke Danamon dari Bank Nusa Nasional (BNN), salah satu bank yang dimerger ke Danamon.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo