Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Algoritma Robot Rp 5 Triliun

Pengelola investasi robot trading, Fahrenheit, dituding menggunakan skema Ponzi untuk memberikan keuntungan kepada investor. Belum ada aplikasi yang berstatus legal.

 

9 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Polisi menahan pemilik dan pengelola robot trading Fahrenheit dalam kasus penipuan investasi.

  • Uang investor yang dikumpulkan mencapai Rp 5 triliun.

  • Tetap aktif meski aset dan situs sudah diblokir pemerintah.

PULUHAN ribu anggota aplikasi robot trading Fahrenheit gaduh pada Senin malam, 7 Maret lalu. Hampir semua anggota kehilangan uang. “Ada kesalahan mengambil posisi pasar atas puluhan transaksi, tapi tidak lekas dimitigasi. Makanya loss semua,” ujar anggota Fahrenheit, Chris Ryan, 34 tahun, Kamis, 7 April lalu.

Sistem yang digunakan bertransaksi secara digital, biasa disebut robot, bertindak di luar kesepakatan pada hari itu. Robot trading merupakan sistem algoritma yang diciptakan untuk mempermudah investor perdagangan mata uang asing. Robot membantu investor menentukan posisi jual atau beli mata uang dengan meminimalkan risiko kerugian.

Para investor merasa tertipu. Fahrenheit dituding sebagai investasi bodong. Chris bersama 97 investor Fahrenheit lain melaporkan perkara ini kepada Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI, beberapa hari kemudian. Ada pula yang melapor kepada Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya.

Tak butuh waktu lama, polisi menetapkan D, ILJ, MF, dan DBC sebagai tersangka penipuan robot trading Fahrenheit. Mereka berperan sebagai admin situs dan media sosial Fahrenheit. Menyusul kemudian pemilik Fahrenheit, Hendry Susanto, ditetapkan sebagai tersangka, Rabu, 23 Maret lalu.

Baca: Trik Afiliator Binary Option Menjerat Investor

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan Fahrenheit dituding menipu nasabah dengan kedok investasi perdagangan mata uang. Investor diiming-imingi keuntungan tinggi.

Nyatanya, perdagangan mata uang di Fahrenheit diduga hanya rekayasa. Keuntungan yang diberikan kepada para anggotanya berasal dari setoran uang anggota baru. Artinya, Fahrenheit menerapkan skema Ponzi. “Jadi bukan dari hasil transaksi bursa berjangka,” kata Brigadir Jenderal Ahmad.

Hendry kini mendekam di rumah tahanan Bareskrim. Ia dikabarkan belum menunjuk pengacara. Sepekan sebelum ditangkap, Hendry muncul dalam video yang membantah dugaan bahwa Fahrenheit menipu investor. “Kita harus sadar investasi ada risikonya. Apalagi kita trading di market,” ujarnya di video tersebut.

Awalnya, Fahrenheit diklaim sebagai bisnis keuangan yang memanfaatkan sarana kecerdasan buatan (artificial intelligence) di bursa berjangka yang memperdagangkan aset kripto. Dana investor akan ditransaksikan secara otomatis berdasarkan analisis robot masing-masing.

Penipuan yang diduga dilakukan Fahrenheit tergambar dalam video di situs YouTube berjudul “Detik-Detik Robot Fahrenheit di MC kan, di scam kan!! Ratusan Miliar Uang Investor Hilangg!!!” yang tayang pada Kamis, 7 Maret lalu. Salah satu adegan menayangkan pergerakan bagan grafik naik saat robot mengambil posisi jual. “Di sini chart naik tapi tidak lekas di-close, malah tambah layer,” tutur seorang pria di video itu.

MC atau margin call adalah istilah perdagangan bursa berjangka yang menggambarkan kondisi darurat akibat kesalahan transaksi. Dalam situasi itu, perusahaan pialang akan menutup paksa akun investor jika tidak bersedia menyuntik dana guna menambal kerugian.

Menurut Chris Ryan, total dana investor yang menguap di Fahrenheit ditaksir mencapai Rp 5 triliun. “Uang saya hilang US$ 5.000,” ujar warga Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, tersebut.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengaku heran terhadap transaksi yang terjadi pada, Senin, 7 Maret lalu, itu. Sebab, rekening Fahrenheit sudah diblokir sejak 28 Januari lalu bersamaan dengan pembekuan sejumlah rekening investasi ilegal binary option. “Kalau masih ada transaksi, boleh jadi itu transaksi yang direkayasa,” tuturnya.

Selain Fahrenheit, PPATK membekukan sejumlah perusahaan yang mengadopsi model robot trading. Di antaranya Auto Trade Gold, DNA Pro, Evotrade, Viral Blast, Smartbot, dan Antares.

Hasil penelusuran PPATK menyebutkan bisnis mereka menyedot dan memutar dana investor sekitar Rp 80 triliun. “Sebagian di antaranya dikelola dengan memanfaatkan aset kripto yang wallet-nya mereka buat di negara Balkan,” kata Ivan.

Gejolak di Fahrenheit sebenarnya sudah muncul sejak pemebekuan aset oleh PPATK pada Januari lalu. Kala itu, Hendry Susanto bersama Co-Founder Fahrenheit, Michael Howard, menjelaskan kepada investor bahwa manajemen tengah berusaha memenuhi regulasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Keduanya meminta para investor tetap tenang dan tidak menarik dana.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan model bisnis robot trading dianggap ilegal lantaran belum memiliki surat izin usaha perdagangan langsung. Karena itu, belum ada satu pun robot trading yang berstatus legal di Indonesia.

Manajemen robot trading enggan menggandeng pialang lokal sebagai salah satu syarat operasional. Pihak manajemen juga belum mematuhi regulasi yang mensyaratkan pengelolaan dana investor dilakukan dalam rekening terpisah. “Syarat administrasi ini harus dipenuhi sebelum berhubungan dengan investor,” ucap Tirta.

Bappebti berupaya menertibkan robot trading dengan mengajukan permohonan blokir situs kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Sepanjang 2021, ada 1.222 domain situs perdagangan berjangka komoditas yang kami minta blokir,” kata Tirta.

Tapi upaya ini tak efektif. Situs robot trading dan opsi biner muncul lagi dengan mengganti nama domain setelah diblokir. Fahrenheit, misalnya, terdeteksi pernah menggunakan nama situs Fspro.id, Fahrenheit.id, Fahrenheitbot.net, dan Fahrenheit-autocrypto untuk mengaktifkan bisnisnya.

Contoh lain adalah situs Auto Trade Gold dengan laman situs https://autotrade-gold.co.id. Situs ini luput dari pemblokiran. Situs ini masih aktif mengajak para investor terjun dalam perdagangan bursa berjangka komoditas emas secara autopilot.

Chris Ryan juga menanam uangnya di Auto Trade Gold. Nilainya mencapai US$ 25 ribu. Ia mengaku harus menelan pil pahit lantaran perusahaan kolaps setelah dinyatakan ilegal dan asetnya diblokir oleh PPATK.

Tapi, berbeda dengan Fahrenheit, manajemen Auto Trade berjanji mengembalikan dana investor secara berkala. Itu pun dibatasi senilai US$ 500-2.000. “Syaratnya kita harus buka wallet kripto dulu. Pencairan lewat cara itu,” tuturnya.

Chris yang terjun ke bisnis ini sejak Agustus 2021 meminta polisi tak tebang pilih. Ia berharap polisi bisa membantu pengembalian dana investor. Sebab, banyak korban yang menderita.

Ia mengatakan ada investor Fahrenheit yang mengalami gangguan jiwa dan menghadapi masalah keluarga seperti perceraian setelah kehabisan uang. “Bisnis mobil bekas yang saya kelola jadi seret. Kalau dulu bisa memutar delapan mobil dalam sebulan, sekarang cuma kuat buat dua mobil,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Riky Ferdianto

Riky Ferdianto

Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2006. Banyak meliput isu hukum, politik, dan kriminalitas. Aktif di Aliansi Jurnalis Independen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus