Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur yang tangguh, sehingga mampu bertahan terhadap bencana alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Khofifah Laporkan Dua Program Baru Muslimat NU ke Prabowo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan itu disampaikan Pratikno saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, untuk membahas upaya peningkatan kesehatan, ketahanan bencana, serta pengembangan kota dan desa ramah anak, disabilitas, serta lanjut usia.
"Jangan sampai masyarakat yang sudah menabung dan meningkatkan status ekonomi harus kembali terpuruk karena bencana. Kami harus mampu mengurangi risiko gempa, tsunami, banjir, dan longsor," kata dia dalam keterangan resmi pada Selasa malam, 14 Januari 2025.
Menurut dia, infrastruktur yang kuat bisa meminimalkan dampak yang ditimbulkan dari bencana alam tersebut. "Sehingga dapat melindungi masyarakat dan mempercepat pemulihan pascabencana," ujarnya.
Pratikno mengatakan telah melakukan inisiasi pembentukan kelompok kerja dalam menangani isu prioritas, terutama mengenai infrastruktur. Ia juga mengklaim akan berkolaborasi antarpemerintah daerah maupun pusat dan masyarakat dalam mendukung pembangunan infrastruktur inklusif dan tangguh terhadap bencana.
Sebagai informasi, sebanyak lebih dari 5,64 juta orang menjadi korban bencana alam di berbagai daerah di Indonesia sepanjang periode 1 Januari - 22 Desember 2024. Mereka menderita dan harus mengungsi karena banjir, tanah longsor, puting beliung, gempa bumi, kebakaran lahan, gunung meletus, dan tanah bergerak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB melaporkan selama periode itu ada sebanyak 1.942 kali peristiwa bencana alam yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Jumlah korban tewas karenanya sebanyak 469 orang. Mereka yang masih hilang 58 orang, sedangkan korban luka-luka 1.157 orang.
Dampak bencana juga mengakibatkan lebih dari 61.554 unit rumah warga rusak dan 10.821 unit rumah di antaranya rusak berat. Bencana alam juga tercatat merusak fasilitas publik seperti rumah ibadah 387 unit, sentra pelayanan kesehatan 47 unit (rumah sakit, puskesmas, posyandu dan sebagainya), dan 515 unit gedung sekolah. Selain itu lebih dari 100 kilometer infrastruktur jalan hingga ribuan unit jembatan terdampak.
Irsyan Hasyim berkontribusi dalam tulisan ini.